Selasa, 28 Januari 2014

MAKALAH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak diantara mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan justru dapat menjerumuskan. Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang jatuh kedalam perbuatan negative, salah satunya adalah seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar pernikahan.
Banyak sekali alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di bilang gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik laki-laki maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa memperhatikan dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena itu hubungan seks bebas banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya, yang masih labil dalam pergaulan.
Pergaulan bebas antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan meninggalkannya, gadis yang sudah tidak ‘gadis’ lagi ini untuk menghindari rasa malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat, atau karena suruhan dari teman laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia dimana praktek aborsi sebagai mediator alternatif bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi solusi terakhir. Berdasarkan hasil survei komnas anak di 12 propinsi (4500 remaja sebagai responden) bahwa 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa/mahasiswi FKM UNIDAYAN sudah sepantasnya memberikan informasi tentang faktor sosial dan dampak terjadinya seks bebas dalam dunia remaja, dan memilih SMPN 2 Kapontori sebagai sasaran dalam pelaksanaan penyuluhan tentang seks bebas dalam hal ini erat kaitannya dengan kesehatan reproduksi. Jadi, dengan melakukan penyuluhan di SMPN 2 Kapontori diharapkan dapat membantu memberikan informasi dalam hal ini pemahaman mengenai pengertian dari seks bebas dan dampak dari seks bebas tersebut kepada remaja pada umumnya dan siswa/siswi SMPN 2 Kapontori pada khususnya terhadap kesehatan reproduksi.

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar bekang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1.      Apa Kendala dalam melakukan penyuluhan di SMPN 2 Kapontori tentang faktor sosial dan dampak terjadinya seks bebas.
2.      Apa yang dimaksud dengan seks bebas
3.      Bagaimana Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas
4.      Apa Penyebab Terjadinya Seks Bebas
5.      Apa Akibat Seks Bebas
6.      Bagaimana Dampak seks Bebas
7.      Apa Bahaya Seks Bebas
8.      Bagaimana Pencegahan Seks Bebas
9.      Bagaimana Penanggulangan Seks Bebas
10.  Apa Penyakit yang di Sebabkan seks Bebas
11.  Apa Jenis-Jenis Penyebab IMS
12.  Bagaimana Gejala atau Tanda-Tanda IMS
13.  Bagaimana Tanda-Tanda Penyakit Kelamin

C.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan, diharapkan para siswa/siswi SMPN mampu mengetahui dan memahami tentang faktor sosial dan dampak terjadinya seks bebas.

2.      Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, siswa/siswi SMPN 2 Kapontori  diharapkan mampu:
a.       Menjelaskan pengertian seks bebas
b.      Menjelaskan Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas
c.       Menjelaskan Penyebab Terjadinya Seks Bebas
d.      Menjelaskan Akibat Seks Bebas
e.       Menjelaskan Dampak seks Bebas
f.       Menjelaskan Bahaya Seks Bebas
g.      Menjelaskan Pencegahan Seks Bebas
h.      Menjelaskan Penanggulangan Seks Bebas
i.        Menjelaskan Penyakit yang di Sebabkan seks Bebas
j.        Menjelaskan Jenis-Jenis Penyebab IMS
k.      Menjelaskan Gejala atau Tanda-Tanda IMS
l.        Menjelaskan Tanda-Tanda Penyakit Kelamin


BAB II
HASIL


A.    Gambaran Materi Penyuluhan
a.       Pengertian Seks Bebas
Seks bebas adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu saja para pelaku seks bebas sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit menular seksual lainnya.

b.      “faktor Sosial dan Dampak Terjadinya seks Bebes”
1.      Mata Rantai Terjadinya Permasalahan Seks.























Text Box: Rasa Ingin Tau, Penasaran, dan pengen coba-coba




Text Box: Ketiadaan Informasi



Text Box: Informasi Salah










Text Box: Kebodohan


Text Box: Perilaku Munafik







Text Box: Kesehatan
Sosial
Keamanan
Budaya
Ekonomi











Penjelasan:
Diawali dengan rasa ingin tahu, penasaran dan pengen coba-coba dapat menimbulkan permasalahan seks dalam masyarakat, apalagi jika didukung dengan ketiadaan informasi artinya remaja tidak pernah mendapatkan informasi tentang seks bebas dan dampak seks bebas pada kesehatan reproduksi, informasi yang salah juga dapat menjadi masalah seks dalam masyarakat dimana remaja hanya mendapatkan informasi bahwa seks itu enak, tidak mengetahui dampak dari seks itu sendiri, perilaku munafik juga dapat menimbulkan permasalahan seks dalam masyarakat artinya remaja sudah mengetahui dampak dari seks bebas itu tetapi dia membohongi kata hatinya dan mau melakukan seks bebas, dan kebodohan dimana kebodohan itu sendiri juga dapat menyebabkan permasalahan seks dalam masyarakat artinya remaja tidak mengetahui sama sekali seks bebas itu apa dan dampak dari seks bebas terhadap kehidupan remaja tersebut khususnyapada kesehatan reproduksi, dengan adanya masalah-masalah di atas, maka akan semakin mengundang perilaku seks bebas yang kemudian dapat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial, keamanan, budaya dann ekonomi dalam masyarakat.












2.      Proses Sosial Terjadinya Seks Bebas

“Proses Sosial Terjadinya Seks Bebas”

Penjelasan:
               Terjadinya seks bebas ini di pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dari remaja, orang tua, pendidik dan organisasi pembina dimana pihak-pihak tersebut di atas tidak mempunyai banyak pengetahuan tentang makna seks bebas dan dampak dari seks bebas itu sendiri, khususnya dampak pada kesehatan reproduksi, apabilakurang pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka tidak dapat mengontrol remaja yang sedang mulai mengalami  pematangan organ reproduksi dan pencarian identitas diri sehingga terjadi perilaku seks bebas.
               Peran keluarga artinya remaja mendapatkan perhatian, kasih sayang dan peangawasan yang penuh dari orang tuanya sehingga anak remaja tersebut tidak mencari kasih sayang dan perhatian dari luar, status pengasuh disini apabila remaja dibesarkan oleh pengasuh ini juga dapat menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas dan pendidikan orang tua/pengasuh juga dapat mempengaruhi perilaku seks remaja, karena pendidikan awal yang diterima oleh remaja itu adalah di lingkungan keluarga.
               Pergaulan (teman akrab dan asal sekolah pacar) dapat memicu terjadi perilaku seks remaja karena selama remaja bergaul dengan orang yang mempunyai perilaku negatif, maka akan memicu timbulnya perilaku seks bebas.
               Sumber informasi menentukan benar tidaknya informasi yang didapat oleh remaja. Jika sumber informasi yang dipilih remaja adalah sumber yang salah maka sudah tentu akan menimbulkan perilaku seks bebas tetapi apabila informasi yang didapat informasi yang benar maka tidak akan menimbulkan perilaku seks bebas.
               Perubahan tata nilai juga dapat menimbulkan terjadinya perilaku seks bebas karena pengaruh perkembangan zaman yang semakin modern ini akan sulit difilter oleh anak remaja. Perubahan tata nilai ini seperti apabila dalam berpacaran tidak melakukan ciuman maka remaja tersebut tidak gaul.
               Peran sekolah ini juga bisa berpengaruh terhadap munculnya perilaku seks bebas, karena apabila sekolah tidak memberikan pengetahuan tentang seks kepada remaja agar menjauhi perbuatan yang dapat memicu terjadinya perilaku seks bebas.

3.      Penyebab Terjadinya Seks Bebas
a.       Pengaruh Negatif Media Massa
b.      Lemahnya Keimanan
c.       Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dandilandasi nilai-nilai agama
d.      Lemahnya pengawasan orang tua
e.       Salah dalam memilih teman
f.       Rasa penasaran remaja
g.      Pergaulan bebas
h.      Maraknya informasi pornografi
i.        Keluarga yang tidak harmonis

4.      Akibat Seks Bebas
a.       Wanita berumur dibawah 18 tahun yang pernah melakukan hubungan seksakan beresiko tinggi terkenakan kerserviks. Berisiko tertular penyakit kelamin, HIV-AIDS yang berakibat kemandulan maupun kematian. Bila terjadi kehamilan akan terjadi tindakan aborsi yang dapat berakibat pada gangguan kesuburan, kanker Rahim maupun cacat permanen.
b.      Selain itu dampak psikologis yang timbul adalah munculnya perasaan bersalah, menyesal, malu, marah, sedih, bingung, stress, kehilangan percaya diri, kehilangan konsentrasi, depresi, mimpi buruk, merasa tak berguna dan sulit mempercayai orang lain.

5.      Dampak seks Bebas
Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan terutama bagi individu yang melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut dianataranya :
         Hamil di luarnikah artinya kehamilan yang terjadi diluar ikatan perkawinan.
         Aborsi dimana apabila kehamilan ini tidak di kehendaki maka akan melakukan oborsi atau pengguguran secara sengaja.
         Penyakit psikologis disini jika terjadi kehamilan bahkan  melakukan aborsi akan menyebabkan goncangan psikologi remaja artinya remaja akan malu dan di asingkan dari lingkungan masyarakat.
         Penyakit menular seksual diantaranya HIV/AIDS, gonoreo, jengger ayam, virus herpes, sifilis, HPV (human papiloma virus)

6.      Bahaya Seks Bebas
a)      Bahaya Fisik
Penyakit kelamin (Penyakit Menular Sexual/ PMS). PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan seksual. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi:Kemandulan dan kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
b)      Bahaya perilaku dan kejiwaan
1.      Terjadinya penyakit kelainan seksual
a.       Keinginan untuk selalu melakukan hubungan seks
b.      Selalu menyibukkan waktunya berbagai khayalan-khayalan seksual seperti jima, ciuman,rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita baik luar maupun dalam. Serta pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong, melamun, badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak stabil.
c)      Bahaya sosial
1.      Seks bebas akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab.
2.      Lebih parah lagi seorang wanita yang melakukan seks bebas pada akhirnya akan terjerumus kedalam lembah pelacuran dan prostitusi.
d)     Bahaya dari segi ekonomi
1.      Seks bebas akan melemahkan perekonomian:
a.       Menurunnya produktivitas remaja (pelaku) akibat kondisi fisik dan mental yang menurun.
b.      Penghamburan harta untuk memenuhi keinginan seks bebasnya.
c.       Upaya mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang halal dan keji seperti korupsi, menipu, judi, bisnis menuman keras dan narkoba.

7.      Pencegahan Seks Bebas
Perilaku seks bebas dapat dicegah dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks.
1.   Pendidikan seks
a.       Cara menyampaikannya harus wajar dan sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
b.      Isi uraian yang disampaikan harus obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar anak tidak akan bertanya lagi.
c.       Dangkal atau mendalamnya isi uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan anak.
d.      Pendidikan seksual harus diberikan secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak.
e.       Pada akhirnya perlu diperhatikan bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif) selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru dapat diserap oleh anak.

Pendidikan seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks bebas dalam keluarga

2. Pencegahan Seks Bebas Menurut Agam
Pencegahan menurut agama antara lain :
a.       Memisahkan tempat tidur anak; Setiap orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur anak-anaknya ketika mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
b.      Meminta izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada saat-saat tertentu.
c.       Mengajarkan adab memandang lawan jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang lawan jenis sehingga anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
d.      Larangan menyebarkan rahasia suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat khusus di antara suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota keluarga terutama anak-anaknya.

8.      Penanggulangan Seks Bebas
a.       Menggunakan cara-cara medis
Sering mandi air dingin di musim panasmemperbanyak olahraga dan latihan fisik, Menjauhi makanan yang mengandung merica dan rempah-rempah karena mempunyai sifat merangsang, Tidak terlalu banyak mengkonsumsi semampunya minuman perangsang saraf seperti kopi dan Tidak terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan telur.
b.      Berpuasa Sunnah
         ” Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (untuk menikah) maka menikahlah. Sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat menjaga pandangan mata dan mengekang hawa nafsu. Bagi siapa yang belum memiliki kemampuan, maka berpuasalah. Sesungguhnya puasa adalah penawar baginya” (HR Bukhari) Menghindari media massa yang buruk.

9.      Penyakit yang di Sebabkan seks Bebas
Penyakit yang disebabkan dari seks bebas / pra nikah yaitu penyakit kelamin antara lain :
a.       kencing nanah (Gonorrhoe) di sebabkan oleh bakteri neisseria gonorrheae dan masa inkubasi (masa tunas) 2 – 10 hari, dengan tanda-tanda terdapat keputihan, kental, kuning, Nyeri waktu kencing, nyeri di ronga panggul, Air seni warna kuning hijau dapat juga tanpa warna, Ujung kelamin merah dan bengkak dan peradangan sendi.
b.      raja singa (Sifilis). Penyebabnya penyakit raja singa ini adalah kuman treponema pallidum, masa inkubasi 2-6 minggu sampai 3 bulan. Adapun gejala yang didapat adalah berupa infeksi kronis dan sistematik dengan tiga tahap:
primer       : luka pada kemaluan tanpa rasa nyeri, biasanya tunggal
sekunder  : bintil / bercak merah di tubuh
kelainan syaraf : jantung, pembuluh darah dan kulit
c.       herpes genitalis. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual penyebabnya adalah virus Herpes hominis dengan gejala berupa bintik–bintik kecil (vesikel) yang sangat sakit kadang sembuh sendiri dalam waktu kira-kira 10 hari, Kadang demam berulang/kambuh, Terutama pada orang yang hygiene kurang baik.
d.      Condiloma acuminate ini sering disebut jengger ayam Berbentuk seperti bunga kol, bertangkai kasar, Kadang seperti kutil, Terutama pada orang yang hygiene kurang baik, Sering ditularkan karena hubungan seks.
e.       Kandidiasis Penyebabnya jamur Karena hubungan seks tapi dapat menular melalui media lain seperti cd, handuk dll. Dengan gejala sebagai berikut:
Pada laki-laki :
1.      Gatal pada zakar dan saluran kencing, sering tidak menimbulkan gejala:
Padawanita :
1.      Gatal luar biasa pada vagina dan kemaluan luar
2.      Keputihan seperti bercak kepala susu
f.       Trikomonas vaginalis ini penyebabnya parasit trichomonas vaginalis Penularannya terutama  :hubungan seksual, dapat juga melalui media pakaian, cd, dll. Adapun gejala adalah : gatal dikemaluan, keputihan encer putih~kekuningan

10.  Jenis-Jenis Penyebab IMS
Adapun jenis-jenis penyebab IMS adalah sebagai berikut :
BakteriCth.: GO, Syphilis, Clamidia, Granuloma, Gardnerella vaginalis, Streptococcus
Virus Cth.:        Hepatitis, HIV, Human papilloma virus, Herpes, Cytomegalovirus, Molluscum contagiosum
Protozoa Cth.:    Trichomonas vaginalis
ParasitCth.:        Kutu pubis, scabies

11.  Gejala atau Tanda-Tanda IMS
a.       Keluarnya cairan dari alat kelamin laki-laki dan prempuan (Gonore).
b.      Luka pada alat kelamin
c.       Tumor, benjolan , kutil, seperti bungakol, jengger ayam
d.      Benjolan di lipat paha
e.       Pembengk akan dilipat paha
f.       Nyeri ketika berhubungan , bak
g.      Nyeri dibagian perut bawah
12.  Tanda-Tanda Penyakit Kelamin
1.      Tanda-tanda penyakit kelamin (Pria)
a.       berupa bintil-bintil berisi cairan
b.      lecet atau borok pada penis/alat kelamin
c.       luka tidak sakit; keras dan berwarna merah pada alat kelamin
d.      adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam
e.       rasa gatal yang hebat sepanjang alat kelamin
f.       rasa sakit yang hebat pada saat kencing
g.      kencing nanah atau darah yang berbau busuk
h.      bengkak panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
2.      Tanda-tanda penyakit kelamin (Wanita)
a.       rasa sakit/nyeri saat kencing/hubungan seksual
b.      rasa nyeri pada perut bagian bawah
c.       pengeluaran lendir pada vagina/alat kelamin
d.      keputihan berwarna putih susu, bergumpal
e.       rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya
f.       keputihan yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal
g.       timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual
h.      bintil-bintil berisi cairan
i.        lecet atau borok pada alat kelamin.

B.     Gambaran Umum Sasaran
Berkaitan dangan penyuluhan yang berjudul “ Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas”, kami memilih para remaja di SMPN 2 Kapontori sebagai sasaran karena kami menganggap bahwa judul ini sangat tepat jika di sampaikan kepada remaja yang berusia 13 tahunan karena pada usia ini masih dalam pencarian identitas diri. Di samping itu kami menganggap bahwa pada era globalisasi sekarang ini banyak remaja yang berperilaku menyimpang yang akan memicu berperilaku seks bebas hingga berakhir dengan penyakit kelamin (PMS). Oleh karena itu, sangat tepat untuk melaksanakan penyuluhan yang erat kaitannya dengan masalah seks di kalangan remaja.

C.     Gambaran Umum Pelaksanaan Penyuluhan
1.      Perencanaan :
a.       Penetapan judul
b.      Penetapan sasaran
c.       Permintaan izin melakukan penyuluhan ke Pimpinan Sekolah sekaligus penentuan waktu penyuluhan.
d.      Penyediaan alat (kamera dan leptop) dan bahan (pesan dalam bentuk powerpoint)
e.       Pembagian kerja

2.      Pelaksanaan
a.       Jenis kegiatan
Jenis kegiatannya berupa penyuluhan disertai tampilan powerpoint dengan bantuan alat promosi kesehatan yaitu berupa laptop dan lembaran materi.

b.      Tempat dan waktu kegiatan
Hari/Waktu          : Jumat, 24 Mei 2013
Waktu                  : 09.00 sampai 12.00 WITA
Tempat                 : Ruang kelas VIII SMP Negeri 2 Kapontori

c.       Pemateri Penyuluhan
Nurlia Sastra                    (11 710 119).
Irwandy                           (11 710 122)
Wd. Endang                     (11 710 126)
Yustika Ilmiawati            (11 710 127)
Minarti                             (11 710 137)
Anggi Naulita                  (11 710 143)
d.      Peserta / sasaran kegiatan
Siswa dan siswi kelas VIII SMP Negeri 2 Kapontori  Jl. Poros Kapontori, Desa Wakalambe Kec. Kapontori.

e.       Pelaksanaan kegiatan
1)      Siswa dikumpulkan kemudian diarahkan menuju ruang yang telah disiapkan.
2)      Siswa disilahkan untuk menyimak materi penyuluhan yang akan disampaikan oleh pemateri.
3)      Siswa dipersilahkan untuk bertanya.

f.       Pemantauan daqn Evaluasi
Sementara penyuluhan berlanjut, kami memantau dan mengevaluasi siswa.

D.    Kendala dalam PelaksanaanPenyuluhan
Kendala yang kami hadapi dalam saat pelaksanaan penyuluhan pada SMPN 2 Kapontori dimana materi yang kami bawakan adalah “Seks Bebas”.
Secara umum:
1.      Tidak adanya proyektor sebagai media dalam penyuluhan, kami hanya membagikan copyan materi pada siswa/siswi sehingga kami rasa tidak cukup maksimal dalam pelasanaan penyuluhan tersebut.
2.      Siswa/siswi disini belum mengetahui apa itu seks bebas.
3.      Siswa/siswi terlalu ribut sehingga tidak begitu fokus dalam memperhatikan materi yang kami bawakan.
4.      Para siswa/siswi masih malu-malu dalam bertanya.



Seacara individu :
MINARTI (11 710 137)
1.      Tidak adanya media sebagai alat penyuluhan
2.      Tidak fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3.      Penguasaan materi kurang.

YUSTIKA ILMIAWATI (11 710 127)
1.      Tidak adanya media sebagai alat penyuluhan
2.      Tidak fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3.      Penguasaan materi kurang.
4.      Gugup dalam membawakan materi

IRWANDY (11 710 122)
1.      Tidak adanya media sebagai alat penyuluhan
2.      Tidak fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.

ANGGI NAULITA (11 710 143)
1.      Tidak adanya media sebagai alat penyuluhan
2.      Tidak fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3.      Kurang percaya diri
4.      Penguasaan materi kurang

NURLIA SASTRA (11 710 119)
1.      Tidak adanya media sebagai alat penyuluhan.
2.      Tidak fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3.      Kurang percaya diri.
4.      Kurang dalam penguasaan materi.

WD. ENDANG (11 710 126)
1.      Tidak adanya media sebagai alat penyuluhan.
2.      Tidak fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3.      Kurang percaya diri.
4.      Kurang dalam penguasaan materi.
E.     Gambaran Umpan Balik
Umpan balik dari pelaksanaan penyuluhan yang kami lakukan dapat dilihat dari hasil pemantauan dan evaluasi kami terhadap siswa pada saat penyuluhan berlangsung, yaitu:
1.      Siswa menyimak materi yang diberikan.
2.      Siswa merespon materi yang diberikan
3.      Pertanyaan yang diberikan siswa cukup bagus
4.      Siawa cepat memahami terhadap jawaban yang diberikan oleh pemateri.




B III
PEMBAHASAN

   Dengan melihat hasil yang kami dapat dari kegiatan penyuluhan di SMPN 2 Kapontori, maka dapat kita ketahui bahwasanya pelaksanaan penyuluhan yang kami lakukan adalah sebagai berikut:
1.      Perencanaan
a.       Penetapan judul
         Dalam penyuluhan kami menetapkan judul “ Faktor Sosial dan Terjadinya Seks Bebas”. Kami memilih judul ini atas kesepakatan kelompok, disamping karena judul ini dapat memberikan penerangan kepada sasaran kaitannya dengan masalah seks bebas yang sudah sangat meresahkan semua kalangan, baik kalangan remaja, orang tua, kalangan tenaga pendidik, maupun pemerintah.
b.      Penetapan sasaran
         Dalam perencanaan penyuluhan, maka menetapkan remaja usia 13 tahunan yaitu siswa/siswi SMPN 2 Kapontori sebagai sasaran kami karena di anggap sebagai sasaran yang tepat kaitannya dengan judul penyuluhan yang akan kami bawakan. Judul penyuluhan kami adalah “Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas”. Karena berdasarkan hasil survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500 remaja sebagai responden) bahwa93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
c.       Permintaan izin melakukan penyuluhan ke Pimpinan Sekolah sekaligus penentuan waktu penyuluhan.
         Pada saat melakukan permintaan izin kepada pihak sekolah, kami tidak mengalami kendala. Hal ini pihak sekolah menerima kami dengan baik dan antusias terhadap penyuluhan karena materi yang kami akan bawakan sangat bermanfaat bagi siswa/siswi mereka, agar siswa/siswi dapat mempengetahui pengertian seks bebas dan dampak dari seks bebas itu sendiri.
d.      Penyediaan alat (kamera dan laptop) dan bahan (pesan dalam bentuk powerpoint).
         Penyediaan alat (kamera dan laptop) dan bahan (pesan dalam bentuk powerpoint) kami lakukan dua hari sebelumnya, jadi semua alat yag akan kami gunakan dalam penyuluhan nanti telah disiapkan.
e.       Pembagian kerja.
1.      Minarti sebagai moderator disaat pembawaan materi sekaligus pemateri pertama (Pengertian Seks Bebas, Mata Rantai Permasalahan Seks dan Faktor Sosial Terjadinya Seks Bebas)
2.      Yustika Ilmiawati sebagai pemateri kedua (Penyebab seks bebas dan akibat seks bebas)
3.      Iwandy sebagai pemateri ketiga (dampak seks bebas dan bahaya seks bebas)
4.      Anggi Naulita sebagai pemateri ke empat (berbagai mitos seksualitas pada remaja dan pencegahan seks bebas)
5.      Nurlia Sastra sebagai pemateri ke lima (penanggulangan seks bebas dan penyakit yang disebabkan seks bebas)
6.      Wd. Endang sebagai pemateri ke enam (Jenis-jenis penyebab IMS dan Gejala atau Tanda-Tanda seks bebas).

2.      Pelaksanaan
1)      Siswa dikumpulkan pada satu tempat
         Pelaksanaan penyuluhan di awali dengan pengecekan ruangan dan mengatur segala sesuatu yang di perlukan selama penyuluhan kemudian siswa yang di jadikan sasaran dalam penyuluhan di kumpulkan dalam satu ruangan untuk mendengarkan penyuluhan.
2)      Siswa diarahkan untuk mendengarkan materi
         Sebelum kami melakukan penyuluhan, pihak sekolah memberikan informasi kepada siswa-siswinya bahwa akan dilakukan penyuluhan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dayanu Ikhsanuddin. Setelah itu penyuluhan di mulai oleh moderator (MINARTI) dengan menyapa siswa dan memperkenalkan pemateri satu persatu.
Pemateri pertama (MINARTI) untuk membawakan  materi mengenai “pengertian seks bebas, mata ranti permasalahan seks, dan faktor sosial dan dampak terjadinya seks bebas”. Kemudian diikuti oleh pemateri kedua(YUSTIKA ILMIAWATI) yang akan membawakan materi tentag “ Penyebab seks bebas dan akibat seks bebas”, pemateri selanjutnya (IRWANDY) sebagai pemateri ketiga yang akan mebawakan materi tentang “dampak seks bebas dan bahaya seks bebas”,setelah itu diikuti pemateri keempat (ANGGI NAULITA) untuk membawakan materi tentang “berbagai mitos seksualitas pada remaja dan pencegahan seks bebas”, kemudian (NURLIA SASTRA) sebagai pemateri ke lima untuk membawakan materi tentang   “penanggulangan seks bebas dan penyakit yang disebabkan seks bebas”, selanjutnya pemateri terakhir (WD. ENDANG) dengan membawakan materi “Jenis-jenis penyebab IMS dan Gejala atau Tanda-Tanda seks bebas”.

3)      Siswa di persilahkan untuk bertanya pada sesi tanya jawab
         Setelah semua pemateri membawakan materi, maka moderator pertama menyerahkan kepada saudara IRWANDI sebagai moderator dalam sesi tanya jawab, dimana terdapat 7 pertanyaan yang diajukan oleh siswa.

3.      Pemantauan dan Evaluasi
          Sementara penyuluhan sedang berlangsung kami memantau dan mengevaluasi umpan balik siswa dari sikap dan perilaku mereka ketika menyimak materi dan saat memberikan pertanyaan. Dimana umpan balik dari pelaksanaan penyuluhan yang kami lakukan dapat dilihat dari hasil pemantauan dan evaluasi kami, yaitu :
5.      Siswa menyimak materi yang diberikan.
6.      Siswa merespon materi yang diberikan
7.      Pertanyaan yang diberikan siswa cukup bagus
8.      Siawa cepat memahami terhadap jawaban yang diberikan oleh pemateri.


























BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.      Gambaran pelaksanaan Penyuluhan
Pelaksanaan penyuluhan di SPMN 2 Kapontori dapat berjalan dengan baik, walaupun masih terdapat kendala.

2.      Gambaran sasaran yang dipilih
Sasaran yang dipilih dalam penyuluhan ini adalah remaja yang berusia 13- 15 tahun yaitu siswa/siswi kelas VIII SMPN 2 Kapontori karena sangat cocok dengan judul “Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas”alasan kami dalam memilih siswasiswi SMP sebagai  sasaran dalam penyuluhan ini adalah berdasar hasil survei komnas anak di 12 propinsi (4500 remaja sebagai responden) bahwa 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah aborsi.

3.      Kendala-kendala yang di alami selama penyuluhan
a.       Tidak adanya proyektor sebagai media dalam penyuluhan.
b.      Siswa/siswi disini belum mengetahui apa itu seks bebas.
c.       Siswa/siswi terlalu ribut sehingga tidak begitu fokus dalam memperhatikan materi yang kami bawakan.
d.      Para siswa/siswi masih malu-malu dalam bertanya.

4.      Gambaran umpan balik dari sasaran penyuluhan
9.      Siswa menyimak materi yang diberikan.
10.  Siswa merespon materi yang diberikan
11.  Pertanyaan yang diberikan siswa cukup bagus
12.  Siawa cepat memahami terhadap jawaban yang diberikan oleh pemateri.
B.     Saran

Untuk orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi ”teman” dari anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya. Terutama tanamkan nilai-nilai agama pada anak.
Sebagai seorang guru BK hendaknya memberikan pemahaman tentang seks (pendidikan seks) kepada siswa-siswanya mulai dari pengertian seks, dampak yang di timbulkan jika berhubungan seks diluar nikah, serta cara mencegah agar tidak terjerumus kedalam pergaulan bebas.
Lingkungan hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan hubungan seks bebas.



















Tidak ada komentar: