BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa remaja adalah masa yang penuh gejolak, masa
yang penuh dengan berbagai pengenalan dan petualangan akan hal-hal yang baru
sebagai bekal untuk mengisi kehidupan mereka kelak. Sayangnya, banyak diantara
mereka yang tidak sadar bahwa beberapa pengalaman yang tampaknya menyenangkan
justru dapat menjerumuskan.
Oleh karena itu tidak sedikit remaja yang jatuh kedalam perbuatan negative,
salah satunya adalah seks bebas atau hubungan seks yang dilakukan diluar
pernikahan.
Banyak sekali
alasan mengapa remaja melakukan hubungan seks bebas, mulai dari biar di bilang
gaullah sampai untuk mendapatkan uang. Gara-gara ingin dibilang gaul baik
laki-laki maupun perempuan rela memberikan ”harga dirinya” dengan sia-sia tanpa
memperhatikan dampak yang akan di timbulkan oleh perbuatannya itu. Oleh karena
itu hubungan seks bebas banyak sekali terjadi di kalangan remaja pada umumnya,
yang masih labil dalam pergaulan.
Pergaulan bebas
antar lawan jenis sendiri mendorong terjadinya hamil pra-nikah, lebih parah
jika setelah hamil laki-laki ini tidak bertanggung jawab dengan
meninggalkannya, gadis yang sudah tidak ‘gadis’ lagi ini untuk menghindari rasa
malu terhadap orang tua, teman dan masyarakat, atau karena suruhan dari teman
laki-lakinya yang tidak mau menikahinya cenderung mengambil jalan pintas dengan
menggugurkan kandungannya. Inilah fenomena sosial remaja yang makin marak dalam kehidupan manusia
dimana praktek aborsi sebagai mediator alternatif bagi para pezina dalam mencari jalan pintas menjadi
solusi terakhir.
Berdasarkan hasil survei komnas anak di 12 propinsi (4500 remaja sebagai
responden) bahwa 93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja
SMP sudah tidak perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
Oleh karena itu, sebagai mahasiswa/mahasiswi FKM UNIDAYAN sudah
sepantasnya memberikan informasi tentang faktor sosial dan dampak terjadinya
seks bebas dalam dunia remaja, dan memilih SMPN 2 Kapontori sebagai sasaran
dalam pelaksanaan penyuluhan tentang seks bebas dalam hal ini erat kaitannya
dengan kesehatan reproduksi. Jadi, dengan melakukan penyuluhan di SMPN 2
Kapontori diharapkan dapat membantu memberikan informasi dalam hal ini
pemahaman mengenai pengertian dari seks bebas dan dampak dari seks bebas
tersebut kepada remaja pada umumnya dan siswa/siswi SMPN 2 Kapontori pada
khususnya terhadap kesehatan reproduksi.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar bekang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
1. Apa
Kendala dalam melakukan penyuluhan di SMPN 2 Kapontori tentang faktor sosial
dan dampak terjadinya seks bebas.
2. Apa
yang dimaksud dengan seks bebas
3. Bagaimana
Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas
4. Apa
Penyebab Terjadinya Seks Bebas
5. Apa
Akibat Seks Bebas
6. Bagaimana
Dampak seks Bebas
7. Apa
Bahaya Seks Bebas
8. Bagaimana
Pencegahan Seks Bebas
9. Bagaimana
Penanggulangan Seks Bebas
10. Apa
Penyakit yang di Sebabkan seks Bebas
11. Apa
Jenis-Jenis Penyebab IMS
12. Bagaimana
Gejala atau Tanda-Tanda IMS
13. Bagaimana
Tanda-Tanda Penyakit Kelamin
C. Tujuan
1. Tujuan
Umum
Setelah mengikuti penyuluhan,
diharapkan para siswa/siswi SMPN mampu mengetahui dan memahami tentang faktor
sosial dan dampak terjadinya seks bebas.
2. Tujuan
Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan,
siswa/siswi SMPN 2 Kapontori diharapkan
mampu:
a. Menjelaskan
pengertian seks bebas
b. Menjelaskan
Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas
c. Menjelaskan
Penyebab Terjadinya Seks Bebas
d. Menjelaskan
Akibat Seks Bebas
e. Menjelaskan
Dampak seks Bebas
f. Menjelaskan
Bahaya Seks Bebas
g. Menjelaskan
Pencegahan Seks Bebas
h. Menjelaskan
Penanggulangan Seks Bebas
i.
Menjelaskan Penyakit yang di Sebabkan
seks Bebas
j.
Menjelaskan Jenis-Jenis Penyebab IMS
k. Menjelaskan
Gejala atau Tanda-Tanda IMS
l.
Menjelaskan Tanda-Tanda Penyakit Kelamin
BAB II
HASIL
A. Gambaran
Materi Penyuluhan
a. Pengertian
Seks Bebas
Seks bebas
adalah hubungan seksual yang dilakukan diluar ikatan pernikahan, baik suka sama
suka atau dalam dunia prostitusi. Seks bebas sangat tidak layak dilakukan
mengingat resiko yang sangat besar. Pada remaja biasanya akan mengalami
kehamilan diluar nikah yang memicu terjadinya aborsi. Ingat aborsi itu
sangatlah berbahaya dan beresiko kemandulan bahkan kematian. Selain itu tentu
saja para pelaku seks bebas
sangat beresiko terinfeksi virus HIV yang menyebabkan AIDS, ataupun penyakit
menular seksual lainnya.
b. “faktor
Sosial dan Dampak Terjadinya seks Bebes”
1. Mata
Rantai Terjadinya Permasalahan Seks.
Penjelasan:
Diawali dengan rasa ingin tahu, penasaran dan pengen
coba-coba dapat menimbulkan permasalahan seks dalam masyarakat, apalagi jika
didukung dengan ketiadaan informasi artinya remaja tidak pernah mendapatkan
informasi tentang seks bebas dan dampak seks bebas pada kesehatan reproduksi,
informasi yang salah juga dapat menjadi masalah seks dalam masyarakat dimana
remaja hanya mendapatkan informasi bahwa seks itu enak, tidak mengetahui dampak
dari seks itu sendiri, perilaku munafik juga dapat menimbulkan permasalahan
seks dalam masyarakat artinya remaja sudah mengetahui dampak dari seks bebas
itu tetapi dia membohongi kata hatinya dan mau melakukan seks bebas, dan
kebodohan dimana kebodohan itu sendiri juga dapat menyebabkan permasalahan seks
dalam masyarakat artinya remaja tidak mengetahui sama sekali seks bebas itu apa
dan dampak dari seks bebas terhadap kehidupan remaja tersebut khususnyapada kesehatan
reproduksi, dengan adanya masalah-masalah di atas, maka akan semakin mengundang
perilaku seks bebas yang kemudian dapat berpengaruh terhadap kesehatan, sosial,
keamanan, budaya dann ekonomi dalam masyarakat.
2. Proses
Sosial Terjadinya Seks Bebas
“Proses Sosial Terjadinya Seks
Bebas”
Penjelasan:
Terjadinya
seks bebas ini di pengaruhi oleh kurangnya pengetahuan dari remaja, orang tua,
pendidik dan organisasi pembina dimana pihak-pihak tersebut di atas tidak
mempunyai banyak pengetahuan tentang makna seks bebas dan dampak dari seks
bebas itu sendiri, khususnya dampak pada kesehatan reproduksi, apabilakurang
pengetahuan tentang kesehatan reproduksi maka tidak dapat mengontrol remaja
yang sedang mulai mengalami pematangan
organ reproduksi dan pencarian identitas diri sehingga terjadi perilaku seks
bebas.
Peran
keluarga artinya remaja mendapatkan perhatian, kasih sayang dan peangawasan
yang penuh dari orang tuanya sehingga anak remaja tersebut tidak mencari kasih
sayang dan perhatian dari luar, status pengasuh disini apabila remaja dibesarkan
oleh pengasuh ini juga dapat menyebabkan terjadinya perilaku seks bebas dan
pendidikan orang tua/pengasuh juga dapat mempengaruhi perilaku seks remaja,
karena pendidikan awal yang diterima oleh remaja itu adalah di lingkungan
keluarga.
Pergaulan
(teman akrab dan asal sekolah pacar) dapat memicu terjadi perilaku seks remaja
karena selama remaja bergaul dengan orang yang mempunyai perilaku negatif, maka
akan memicu timbulnya perilaku seks bebas.
Sumber
informasi menentukan benar tidaknya informasi yang didapat oleh remaja. Jika
sumber informasi yang dipilih remaja adalah sumber yang salah maka sudah tentu
akan menimbulkan perilaku seks bebas tetapi apabila informasi yang didapat
informasi yang benar maka tidak akan menimbulkan perilaku seks bebas.
Perubahan
tata nilai juga dapat menimbulkan terjadinya perilaku seks bebas karena
pengaruh perkembangan zaman yang semakin modern ini akan sulit difilter oleh
anak remaja. Perubahan tata nilai ini seperti apabila dalam berpacaran tidak
melakukan ciuman maka remaja tersebut tidak gaul.
Peran
sekolah ini juga bisa berpengaruh terhadap munculnya perilaku seks bebas,
karena apabila sekolah tidak memberikan pengetahuan tentang seks kepada remaja
agar menjauhi perbuatan yang dapat memicu terjadinya perilaku seks bebas.
3. Penyebab
Terjadinya Seks Bebas
a. Pengaruh Negatif Media Massa
b. Lemahnya Keimanan
c. Tidak adanya pendidikan sex
yang benar, tepat dandilandasi nilai-nilai agama
d. Lemahnya pengawasan orang tua
e. Salah dalam memilih teman
f. Rasa penasaran remaja
g. Pergaulan bebas
h. Maraknya informasi pornografi
i.
Keluarga yang tidak harmonis
4. Akibat
Seks Bebas
a.
Wanita berumur dibawah 18 tahun yang pernah melakukan hubungan seksakan beresiko tinggi terkenakan kerserviks. Berisiko tertular penyakit kelamin, HIV-AIDS yang berakibat kemandulan maupun kematian. Bila terjadi kehamilan akan terjadi tindakan aborsi yang dapat berakibat pada gangguan kesuburan, kanker Rahim maupun cacat permanen.
b.
Selain itu dampak psikologis yang timbul adalah munculnya perasaan bersalah, menyesal, malu, marah,
sedih, bingung, stress, kehilangan percaya diri, kehilangan konsentrasi, depresi, mimpi buruk, merasa tak berguna dan sulit mempercayai orang lain.
5. Dampak
seks Bebas
Seks bebas banyak sekali dampak negative yang di timbulkan
terutama bagi individu yang melakukannya dan lingkungannya. Dampak tersebut
dianataranya :
•
Hamil di luarnikah artinya kehamilan yang terjadi diluar
ikatan perkawinan.
•
Aborsi dimana apabila kehamilan ini tidak di kehendaki maka akan
melakukan oborsi atau pengguguran secara sengaja.
•
Penyakit psikologis disini jika terjadi kehamilan
bahkan melakukan aborsi akan menyebabkan
goncangan psikologi remaja artinya remaja akan malu dan di asingkan dari
lingkungan masyarakat.
•
Penyakit menular seksual diantaranya
HIV/AIDS, gonoreo, jengger ayam, virus
herpes, sifilis, HPV (human papiloma virus)
6. Bahaya
Seks Bebas
a) Bahaya Fisik
Penyakit kelamin (Penyakit Menular Sexual/ PMS).
PMS adalah penyakit yang dapat ditularkan dari seseorang
kepada orang lain melalui hubungan seksual. Hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik
melalui vagina, oral maupun anal. Bila tidak diobati dengan benar penyakit ini
dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi:Kemandulan dan kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
b) Bahaya
perilaku dan kejiwaan
1. Terjadinya
penyakit kelainan seksual
a. Keinginan
untuk selalu melakukan hubungan seks
b. Selalu
menyibukkan waktunya berbagai khayalan-khayalan seksual seperti jima,
ciuman,rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan bentuk tubuh wanita baik luar
maupun dalam. Serta pemalas, sulit berkonsentrasi, sering lupa, bengong,
melamun, badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak stabil.
c) Bahaya
sosial
1. Seks
bebas akan menyebabkan seseorang tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga,
mempunyai anak, apalagi memikul sebuah tanggung jawab.
2. Lebih
parah lagi seorang wanita yang melakukan seks bebas pada akhirnya akan
terjerumus kedalam lembah pelacuran dan prostitusi.
d) Bahaya
dari segi ekonomi
1. Seks
bebas akan melemahkan perekonomian:
a. Menurunnya
produktivitas remaja (pelaku) akibat kondisi fisik dan mental yang menurun.
b. Penghamburan
harta untuk memenuhi keinginan seks bebasnya.
c. Upaya
mendapatkan harta dan uang dengan menghalalkan segala cara termasuk dari jalan
yang halal dan keji seperti korupsi, menipu, judi, bisnis menuman keras dan
narkoba.
7. Pencegahan
Seks Bebas
Perilaku seks bebas dapat dicegah
dengan cara salah satunya dengan pendidikan seks.
1. Pendidikan seks
a. Cara menyampaikannya harus wajar dan
sederhana, jangan terlihat ragu-ragu atau malu.
b. Isi uraian yang disampaikan harus
obyektif, namun jangan menerangkan yang tidak-tidak, seolah-olah bertujuan agar
anak tidak akan bertanya lagi.
c. Dangkal atau mendalamnya isi
uraiannya harus disesuaikan dengan kebutuhan dan dengan tahap perkembangan
anak.
d. Pendidikan seksual harus diberikan
secara pribadi, karena luas sempitnya pengetahuan dengan cepat lambatnya
tahap-tahap perkembangan tidak sama buat setiap anak.
e. Pada akhirnya perlu diperhatikan
bahwa usahakan melaksanakan pendidikan seksual perlu diulang-ulang (repetitif)
selain itu juga perlu untuk mengetahui seberapa jauh sesuatu pengertian baru
dapat diserap oleh anak.
Pendidikan
seks ada dua jenis yaitu , pencegahan menurut agama, pencegahan seks bebas
dalam keluarga
2. Pencegahan Seks Bebas Menurut Agam
Pencegahan menurut agama antara lain
:
a. Memisahkan tempat tidur anak; Setiap
orang tua berusaha untuk mulai memisahkan tempat tidur anak-anaknya ketika
mereka memasuki minimal usia tujuh tahun.
b.
Meminta
izin ketika memasuki kamar orang tua; Sejak dini anak-anak sudah diajarkan
untuk selalu meminta izin ketika akan masuk ke kamar orang tuanya pada
saat-saat tertentu.
c. Mengajarkan adab memandang lawan
jenis; Berilah pengertian mengenai adab dalam memandang lawan jenis sehingga
anak dapat mengetahui hal-hal yang baik dan buruk.
d. Larangan menyebarkan rahasia
suami-istri; Hubungan seksual merupakan hubungan yang sangat khusus di antara
suami-istri. Karena itu, kerahasiaanya pantas dijaga. Mereka tidak boleh
menceritakan kekurangan pasangannya kepada orang lain, apalgi terhadap anggota
keluarga terutama anak-anaknya.
8. Penanggulangan
Seks Bebas
a. Menggunakan cara-cara medis
Sering mandi air dingin di musim panasmemperbanyak
olahraga dan latihan fisik, Menjauhi makanan yang mengandung merica dan rempah-rempah
karena mempunyai sifat merangsang, Tidak terlalu banyak mengkonsumsi semampunya minuman
perangsang saraf seperti kopi dan Tidak terlalu banyak mengkonsumsi daging merah dan telur.
b. Berpuasa Sunnah
•
”
Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan
(untuk menikah) maka menikahlah. Sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat
menjaga pandangan mata dan mengekang hawa nafsu. Bagi siapa yang belum memiliki
kemampuan, maka berpuasalah. Sesungguhnya puasa adalah penawar baginya” (HR
Bukhari) Menghindari media massa yang buruk.
9. Penyakit
yang di Sebabkan seks Bebas
Penyakit yang disebabkan dari seks bebas / pra nikah
yaitu penyakit kelamin antara lain :
a.
kencing nanah (Gonorrhoe) di sebabkan oleh bakteri neisseria gonorrheae dan masa inkubasi (masa tunas) 2 – 10 hari, dengan tanda-tanda terdapat keputihan, kental,
kuning, Nyeri waktu kencing, nyeri di ronga panggul, Air seni warna kuning hijau dapat juga tanpa
warna, Ujung kelamin merah dan bengkak dan peradangan sendi.
b.
raja singa (Sifilis). Penyebabnya penyakit raja singa
ini adalah kuman treponema pallidum, masa inkubasi 2-6 minggu sampai 3 bulan. Adapun gejala yang didapat adalah berupa infeksi
kronis dan sistematik dengan tiga tahap:
primer : luka pada kemaluan tanpa rasa
nyeri, biasanya tunggal
sekunder : bintil / bercak merah di
tubuh
kelainan syaraf : jantung, pembuluh darah dan kulit
c.
herpes genitalis. Penyakit ini ditularkan melalui hubungan seksual penyebabnya adalah virus Herpes hominis dengan gejala berupa bintik–bintik kecil (vesikel) yang sangat sakit kadang sembuh sendiri dalam waktu kira-kira 10 hari, Kadang demam berulang/kambuh, Terutama pada orang yang hygiene
kurang baik.
d.
Condiloma acuminate ini sering disebut jengger ayam Berbentuk seperti bunga kol, bertangkai kasar, Kadang seperti kutil, Terutama pada orang yang hygiene kurang baik, Sering ditularkan karena hubungan seks.
e.
Kandidiasis Penyebabnya jamur Karena hubungan seks tapi dapat menular melalui media lain seperti cd, handuk dll. Dengan
gejala sebagai berikut:
Pada laki-laki :
1.
Gatal pada zakar dan saluran kencing, sering tidak menimbulkan gejala:
Padawanita :
1.
Gatal luar biasa pada vagina dan kemaluan luar
2.
Keputihan seperti bercak kepala susu
f.
Trikomonas vaginalis ini penyebabnya parasit trichomonas vaginalis Penularannya terutama :hubungan seksual, dapat juga melalui media pakaian, cd, dll. Adapun gejala adalah : gatal dikemaluan, keputihan encer putih~kekuningan
10. Jenis-Jenis
Penyebab IMS
Adapun jenis-jenis penyebab IMS
adalah sebagai berikut :
BakteriCth.: GO, Syphilis, Clamidia, Granuloma,
Gardnerella vaginalis, Streptococcus
Virus Cth.: Hepatitis,
HIV, Human papilloma virus, Herpes, Cytomegalovirus, Molluscum
contagiosum
Protozoa
Cth.: Trichomonas vaginalis
ParasitCth.: Kutu pubis, scabies
11. Gejala
atau Tanda-Tanda IMS
a. Keluarnya cairan dari alat kelamin laki-laki dan prempuan (Gonore).
b. Luka pada alat kelamin
c. Tumor, benjolan , kutil, seperti bungakol, jengger ayam
d. Benjolan di lipat
paha
e. Pembengk akan dilipat paha
f. Nyeri ketika berhubungan , bak
g. Nyeri dibagian perut bawah
12. Tanda-Tanda
Penyakit Kelamin
1. Tanda-tanda penyakit kelamin (Pria)
a. berupa bintil-bintil berisi
cairan
b. lecet atau borok pada
penis/alat kelamin
c. luka tidak sakit; keras dan berwarna merah pada alat
kelamin
d. adanya kutil atau tumbuh daging seperti jengger ayam
e. rasa gatal yang hebat sepanjang
alat kelamin
f. rasa sakit yang hebat pada saat
kencing
g. kencing nanah atau darah yang
berbau busuk
h. bengkak panas dan nyeri pada
pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
2. Tanda-tanda penyakit kelamin (Wanita)
a. rasa sakit/nyeri saat
kencing/hubungan seksual
b. rasa nyeri pada perut bagian bawah
c. pengeluaran lendir pada
vagina/alat kelamin
d. keputihan berwarna putih susu, bergumpal
e. rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau
sekitarnya
f. keputihan yang berbusa,
kehijauan, berbau busuk, dan gatal
g. timbul bercak-bercak darah setelah berhubungan
seksual
h. bintil-bintil berisi cairan
i.
lecet atau borok pada alat kelamin.
B. Gambaran
Umum Sasaran
Berkaitan dangan
penyuluhan yang berjudul “ Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas”,
kami memilih para remaja di SMPN 2 Kapontori sebagai sasaran karena kami
menganggap bahwa judul ini sangat tepat jika di sampaikan kepada remaja yang
berusia 13 tahunan karena pada usia ini masih dalam pencarian identitas diri.
Di samping itu kami menganggap bahwa pada era globalisasi sekarang ini banyak
remaja yang berperilaku menyimpang yang akan memicu berperilaku seks bebas
hingga berakhir dengan penyakit kelamin (PMS). Oleh karena itu, sangat tepat
untuk melaksanakan penyuluhan yang erat kaitannya dengan masalah seks di
kalangan remaja.
C. Gambaran
Umum Pelaksanaan Penyuluhan
1. Perencanaan
:
a. Penetapan
judul
b. Penetapan
sasaran
c. Permintaan
izin melakukan penyuluhan ke Pimpinan Sekolah sekaligus penentuan waktu
penyuluhan.
d. Penyediaan
alat (kamera dan leptop) dan bahan (pesan dalam bentuk powerpoint)
e. Pembagian
kerja
2. Pelaksanaan
a. Jenis
kegiatan
Jenis kegiatannya berupa penyuluhan
disertai tampilan powerpoint dengan bantuan alat promosi kesehatan yaitu berupa
laptop dan lembaran materi.
b. Tempat
dan waktu kegiatan
Hari/Waktu : Jumat, 24 Mei 2013
Waktu : 09.00 sampai 12.00 WITA
Tempat : Ruang kelas VIII SMP Negeri 2 Kapontori
c. Pemateri
Penyuluhan
Nurlia Sastra (11
710 119).
Irwandy (11
710 122)
Wd. Endang (11 710 126)
Yustika Ilmiawati (11 710 127)
Minarti (11 710 137)
Anggi Naulita (11 710 143)
d. Peserta
/ sasaran kegiatan
Siswa dan siswi kelas
VIII SMP Negeri 2 Kapontori Jl. Poros
Kapontori, Desa Wakalambe Kec. Kapontori.
e. Pelaksanaan
kegiatan
1) Siswa
dikumpulkan kemudian diarahkan menuju ruang yang telah disiapkan.
2) Siswa
disilahkan untuk menyimak materi penyuluhan yang akan disampaikan oleh
pemateri.
3) Siswa
dipersilahkan untuk bertanya.
f. Pemantauan
daqn Evaluasi
Sementara
penyuluhan berlanjut, kami memantau dan mengevaluasi siswa.
D. Kendala
dalam PelaksanaanPenyuluhan
Kendala yang
kami hadapi dalam saat pelaksanaan penyuluhan pada SMPN 2 Kapontori dimana
materi yang kami bawakan adalah “Seks Bebas”.
Secara
umum:
1. Tidak
adanya proyektor sebagai media dalam penyuluhan, kami hanya membagikan copyan
materi pada siswa/siswi sehingga kami rasa tidak cukup maksimal dalam
pelasanaan penyuluhan tersebut.
2. Siswa/siswi
disini belum mengetahui apa itu seks bebas.
3. Siswa/siswi
terlalu ribut sehingga tidak begitu fokus dalam memperhatikan materi yang kami
bawakan.
4. Para
siswa/siswi masih malu-malu dalam bertanya.
Seacara
individu :
MINARTI
(11 710 137)
1. Tidak
adanya media sebagai alat penyuluhan
2. Tidak
fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3. Penguasaan
materi kurang.
YUSTIKA
ILMIAWATI (11 710 127)
1. Tidak
adanya media sebagai alat penyuluhan
2. Tidak
fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3. Penguasaan
materi kurang.
4. Gugup
dalam membawakan materi
IRWANDY
(11 710 122)
1. Tidak
adanya media sebagai alat penyuluhan
2. Tidak
fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
ANGGI
NAULITA (11 710 143)
1. Tidak
adanya media sebagai alat penyuluhan
2. Tidak
fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3. Kurang
percaya diri
4. Penguasaan
materi kurang
NURLIA
SASTRA (11 710 119)
1. Tidak
adanya media sebagai alat penyuluhan.
2. Tidak
fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3. Kurang
percaya diri.
4. Kurang
dalam penguasaan materi.
WD.
ENDANG (11 710 126)
1. Tidak
adanya media sebagai alat penyuluhan.
2. Tidak
fokus dalam membawakan materi karena siswa/siswi terlalu ribut.
3. Kurang
percaya diri.
4. Kurang
dalam penguasaan materi.
E. Gambaran
Umpan Balik
Umpan balik dari
pelaksanaan penyuluhan yang kami lakukan dapat dilihat dari hasil pemantauan
dan evaluasi kami terhadap siswa pada saat penyuluhan berlangsung, yaitu:
1. Siswa
menyimak materi yang diberikan.
2. Siswa
merespon materi yang diberikan
3. Pertanyaan
yang diberikan siswa cukup bagus
4. Siawa
cepat memahami terhadap jawaban yang diberikan oleh pemateri.
B III
PEMBAHASAN
Dengan
melihat hasil yang kami dapat dari kegiatan penyuluhan di SMPN 2 Kapontori,
maka dapat kita ketahui bahwasanya pelaksanaan penyuluhan yang kami lakukan
adalah sebagai berikut:
1.
Perencanaan
a.
Penetapan judul
Dalam penyuluhan kami menetapkan judul
“ Faktor Sosial dan Terjadinya Seks Bebas”. Kami memilih judul ini atas
kesepakatan kelompok, disamping karena judul ini dapat memberikan penerangan
kepada sasaran kaitannya dengan masalah seks bebas yang sudah sangat meresahkan
semua kalangan, baik kalangan remaja, orang tua, kalangan tenaga pendidik,
maupun pemerintah.
b.
Penetapan sasaran
Dalam perencanaan penyuluhan, maka
menetapkan remaja usia 13 tahunan yaitu siswa/siswi SMPN 2 Kapontori sebagai
sasaran kami karena di anggap sebagai sasaran yang tepat kaitannya dengan judul
penyuluhan yang akan kami bawakan. Judul penyuluhan kami adalah “Faktor Sosial
dan Dampak Terjadinya Seks Bebas”. Karena berdasarkan hasil survei Komnas Anak Di 12 Provinsi (4500
remaja sebagai responden) bahwa93,7%
pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak
perawan, 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
c.
Permintaan izin melakukan penyuluhan ke
Pimpinan Sekolah sekaligus penentuan waktu penyuluhan.
Pada saat melakukan permintaan izin
kepada pihak sekolah, kami tidak mengalami kendala. Hal ini pihak sekolah
menerima kami dengan baik dan antusias terhadap penyuluhan karena materi yang
kami akan bawakan sangat bermanfaat bagi siswa/siswi mereka, agar siswa/siswi
dapat mempengetahui pengertian seks bebas dan dampak dari seks bebas itu
sendiri.
d.
Penyediaan alat (kamera dan laptop) dan
bahan (pesan dalam bentuk powerpoint).
Penyediaan alat (kamera dan laptop) dan
bahan (pesan dalam bentuk powerpoint) kami lakukan dua hari sebelumnya, jadi
semua alat yag akan kami gunakan dalam penyuluhan nanti telah disiapkan.
e.
Pembagian kerja.
1.
Minarti sebagai moderator disaat
pembawaan materi sekaligus pemateri pertama (Pengertian Seks Bebas, Mata Rantai
Permasalahan Seks dan Faktor Sosial Terjadinya Seks Bebas)
2.
Yustika Ilmiawati sebagai pemateri kedua
(Penyebab seks bebas dan akibat seks bebas)
3.
Iwandy sebagai pemateri ketiga (dampak
seks bebas dan bahaya seks bebas)
4.
Anggi Naulita sebagai pemateri ke empat
(berbagai mitos seksualitas pada remaja dan pencegahan seks bebas)
5.
Nurlia Sastra sebagai pemateri ke lima (penanggulangan
seks bebas dan penyakit yang disebabkan seks bebas)
6.
Wd. Endang sebagai pemateri ke enam
(Jenis-jenis penyebab IMS dan Gejala atau Tanda-Tanda seks bebas).
2.
Pelaksanaan
1)
Siswa dikumpulkan pada satu tempat
Pelaksanaan penyuluhan di awali dengan
pengecekan ruangan dan mengatur segala sesuatu yang di perlukan selama
penyuluhan kemudian siswa yang di jadikan sasaran dalam penyuluhan di kumpulkan
dalam satu ruangan untuk mendengarkan penyuluhan.
2)
Siswa diarahkan untuk mendengarkan
materi
Sebelum kami melakukan penyuluhan,
pihak sekolah memberikan informasi kepada siswa-siswinya bahwa akan dilakukan
penyuluhan oleh mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Dayanu
Ikhsanuddin. Setelah itu penyuluhan di mulai oleh moderator (MINARTI) dengan
menyapa siswa dan memperkenalkan pemateri satu persatu.
Pemateri pertama
(MINARTI) untuk membawakan materi
mengenai “pengertian seks bebas, mata ranti permasalahan seks, dan faktor
sosial dan dampak terjadinya seks bebas”. Kemudian diikuti oleh pemateri
kedua(YUSTIKA ILMIAWATI) yang akan membawakan materi tentag “ Penyebab seks
bebas dan akibat seks bebas”, pemateri selanjutnya (IRWANDY) sebagai pemateri
ketiga yang akan mebawakan materi tentang “dampak seks bebas dan bahaya seks
bebas”,setelah itu diikuti pemateri keempat (ANGGI NAULITA) untuk membawakan
materi tentang “berbagai mitos seksualitas pada remaja dan pencegahan seks
bebas”, kemudian (NURLIA SASTRA) sebagai pemateri ke lima untuk membawakan
materi tentang “penanggulangan seks
bebas dan penyakit yang disebabkan seks bebas”, selanjutnya pemateri terakhir
(WD. ENDANG) dengan membawakan materi “Jenis-jenis penyebab IMS dan Gejala atau
Tanda-Tanda seks bebas”.
3)
Siswa di persilahkan untuk bertanya pada
sesi tanya jawab
Setelah semua pemateri membawakan
materi, maka moderator pertama menyerahkan kepada saudara IRWANDI sebagai moderator
dalam sesi tanya jawab, dimana terdapat 7 pertanyaan yang diajukan oleh siswa.
3.
Pemantauan dan Evaluasi
Sementara penyuluhan sedang
berlangsung kami memantau dan mengevaluasi umpan balik siswa dari sikap dan
perilaku mereka ketika menyimak materi dan saat memberikan pertanyaan. Dimana
umpan balik dari pelaksanaan penyuluhan yang kami lakukan dapat dilihat dari
hasil pemantauan dan evaluasi kami, yaitu :
5. Siswa
menyimak materi yang diberikan.
6. Siswa
merespon materi yang diberikan
7. Pertanyaan
yang diberikan siswa cukup bagus
8. Siawa
cepat memahami terhadap jawaban yang diberikan oleh pemateri.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari
uraian diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Gambaran
pelaksanaan Penyuluhan
Pelaksanaan
penyuluhan di SPMN 2 Kapontori dapat berjalan dengan baik, walaupun masih
terdapat kendala.
2. Gambaran
sasaran yang dipilih
Sasaran yang
dipilih dalam penyuluhan ini adalah remaja yang berusia 13- 15 tahun yaitu
siswa/siswi kelas VIII SMPN 2 Kapontori karena sangat cocok dengan judul
“Faktor Sosial dan Dampak Terjadinya Seks Bebas”alasan kami dalam memilih
siswasiswi SMP sebagai sasaran dalam
penyuluhan ini adalah berdasar
hasil survei komnas anak di 12 propinsi (4500 remaja sebagai responden) bahwa
93,7% pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak
perawan, dan 21,2% remaja SMA pernah aborsi.
3. Kendala-kendala
yang di alami selama penyuluhan
a. Tidak
adanya proyektor sebagai media dalam penyuluhan.
b. Siswa/siswi
disini belum mengetahui apa itu seks bebas.
c. Siswa/siswi
terlalu ribut sehingga tidak begitu fokus dalam memperhatikan materi yang kami
bawakan.
d. Para
siswa/siswi masih malu-malu dalam bertanya.
4. Gambaran
umpan balik dari sasaran penyuluhan
9. Siswa
menyimak materi yang diberikan.
10. Siswa
merespon materi yang diberikan
11. Pertanyaan
yang diberikan siswa cukup bagus
12. Siawa
cepat memahami terhadap jawaban yang diberikan oleh pemateri.
B. Saran
Untuk
orang tua hendaknya selalu memberikan perhatian kepada anaknya, menjadi ”teman”
dari anaknya dan juga memberikan pemahaman tentang seks kepada anaknya. Terutama
tanamkan nilai-nilai agama pada anak.
Sebagai
seorang guru BK hendaknya memberikan pemahaman tentang seks (pendidikan seks)
kepada siswa-siswanya mulai dari pengertian seks, dampak yang di timbulkan jika
berhubungan seks diluar nikah, serta cara mencegah agar tidak terjerumus
kedalam pergaulan bebas.
Lingkungan
hendaknya tetap memperhatikan norma yang ada dan ikut serta dalam pencegahan
hubungan seks bebas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar