Rabu, 25 Desember 2013

PROGRAM KELUARGA BERENCANA


A.    Pengertian KB

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Penduduk yang sangat berpengaruh terhadap program keluarga berencana yang dapat mensejahterakan laju pertumbuhan penduduk dan memberikan kesehatan bagi para ibu di indonesia.   Pemerintah menciptakan penduduk yang sehat, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi penduduk.

B.     Tujuan KB
Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :
Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Tujuan Khusus
1.         Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2.         Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3.         Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

C.     Sasaran KB
Sasaran utama dalam program KB ini ialah pasangan usia subur.  karena banyak pilihan alat kontrasepsi yang sudah di sediakan seperti IUD, pil, suntik, serta kondom. Wanita di indonesia yang sudah menikah dapat memilih alat kontrasepsi yang diinginkan oleh para wanita untuk menghambat kelahiran tersebut. Sebagai contoh bagi  wanita yang sudah memiliki anak ingin menghambat kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi tersebut untuk jangka waktu yang baik bagi kelahiran selanjutnya.

D.    Metode Pelaksanaan Program Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.

Metode kontrasepsi terdiri dari :
1.       Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant progestin Kontrasepsi Patch
2.         Kontrasepsi barrier (penghalang)
    • Kondom (pria dan wanita)
3.         IUD (spiral)
4.         Perencanaan keluarga alami
5.         Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi
6.         Metode amenorea menyusui
9.         Sterilisasi
    • Ligasi tuba
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan,bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba.Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba,kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan.Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).

E.     Manfaat Keluarga Berencana
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
2.  Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
3.  Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
4.  Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.
5.  Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.
6.  Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.
Tidak ada paksaan dan tidak ada yang boleh memaksa Ibu untuk mengikuti program Keluarga Berencana ataupun tidak. Namun pekerja kesehatan akan menyarankan Ibu untuk mengikuti program ini jika terjadi sesuatu yang dapat membahayakan diri Ibu. Dibutuhkan kesadaran dalam diri sendiri, mengenai pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana, baik untuk kebaikan diri sendiri, anak, juga kesejahteraan keluarga. Tidak ada yang boleh memaksa Ibu mengikuti program Keluarga Berencana, dan tidak ada paksaan untuk Ibu mengenakan alat KB tertentu. Namun jika alat KB yang Ibu pilih dapat membahayakan diri sendiri, maka konsultasikan terlebih dahulu hal tersebut pada dokter kandungan.

F.      Hambatan dalam Pelaksanaan Program KB
Masyarakat masih kurang begitu meyakini manfaat program KB ini, banyak yang masih memandang KB dalam sudut yang sempit, baik di kalangan masyarakat maupun para tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Demikian pula pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan IUD yang masih dianggap tabu karena harus membuka aurat.
Selain itu, masih ada persepsi bahwa kematian ibu melahirkan adalah mati sahid dan banyak anak akan membawa rezeki. Kendala lainnya, masih adanya anggapan atau pengetahuan dari para tokoh agama bahwa KB hanya untuk membatasi jumlah anak atau kelahiran saja, dan belum memahami manfaat KB dalam kesehatan.
Tantangan berikutnya berasal dari sektor kesehatan, di sektor ini pemerintah harus menambah dokter-dokter dan bidan-bidan untuk ditempatkan di areal pedesaan, presentasi dan pendidikan pun tak luput dari tantangan pemerintah selanjutnya. Karena dengan pembekalan terhadap masyarakat akan membuat masyarakat bisa lebih yakin untuk melaksanakan program KB.

Selasa, 24 Desember 2013

PERSALINAN GANDA

Proses persalian pada kehamilan ganda, bukan merupakan multiplikasi proses kelahiran bayi, meliankan merupakan multipkasi dari seriko kehamilan dan persalinan. selain tenaga ibu, besarnya bayi dan faktor jalan lahir, letak dan presentasi bayi, menjadi faktor yang sangat menentukan dalam keberhasilan penanganan kehamilan ganda. Proses persalinan akan dengan cepat berubah apabila terjadi perubahan presentasi ataupun letak bayi kedua. dalam penanganan persalinan ganda ini diperlukan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang cukup baik melakukan pertolongan persalinan ganda. bila letak dan presentasi yang dihadapi cukup mendukung, maka kelahiran beberapa bayi dapat berlangsung dengan baik, tetapi  bila terjadi penyulit maka diperlukan berbagai intervensi, mulai dari manual aid, versi ekstraksi hingga tindakan operasi.



    

PERDARAHAN PADA KEHAMILAN MUDA

Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibat-akibat tertentu) pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu untuk hidup diluar kandungan. untuk jenis abortus terbagi dua yaitu :
a. abortus spontal
    adalah abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi dari luar (buatan) untuk mengakhiri kehamilan tersebut. terminologi umum masalah ini adalah keguguran atau misccarriage.
b. abortus buatan
    adalah abortus yang terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan. terminologi untuk keadaan ini adalah pengguguran, aborsi atau abortus provokatos.

Istilah-Istilah Dalam KIA



1.      Yang dimaksud dengan istilah-istilah dibawah ini:
a.       Oederma adalah penimbunan cairan secara berlebihan diantara sel-sel tubuh atau didalam berbagai rongga tubuh.
-          Oederma atau sebab adalah meningkatnya volume cairan ekstraseluler dan ekstravaskuler (cairan intersititium) yang disertai dengan penimbunan cairan abnormal dalam sela-sela jaringan dan rongga serosa (jaringan ikat longgar dan rongga-rongga badan).

b.      Asfiksia adalah berasal dari bahasa yunani “sphyzein” yang artinya “denyut yang berhenti” yang merupakan kondisi kekerangan oksigen pada pernapasan yang bersifat mengancam jiwa.
c.       Sepsis adalah suatu kondisi dimana terjadi reaksi peradangan sistemik (inflammatory sytemic rection) yang dapat disebabkan oleh invansi bakteri, virus, jamur atau parasit.
d.      Preterm adalah persalinan yang terjadi pada kehamilan 37 minggu atau kurang (berat badan lahir antara 500-2499 gram), merupakan hal yang berbahaya karena mempunyai dampak yang potensial meningkatkan kamatian perinatal. Berat lahir rendah dapat disebabkan oleh bayi preterm dan pertumbuhan janin yang terlambat.
e.       Postterm adalah keadaan yang menunjukkan bahwa kehamilan berlangsung sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih dihitung dari hari pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata-rata 28 hari.

2.      Jenis-jenis pelayanan neonatal yaitu:
a.       Resusitasi untuk bayi asfiksia
b.      Pemmberian antibiotik parental
c.       Pemberian antikonvelsan/phenobarbital untuk mengatasi iktirus
d.      Pelasanaan thermol control untuk mencegah hipotermia dan penanggulangan gangguan pemberian nutrisi.

Senin, 23 Desember 2013

5 TAHAP PEMBANGUNAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep yang statis. Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses pembangunan merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya suatu proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Pembangunan tidak bersifat top-down, tetapi tergantung dengan “innerwill”, proses emansipasi diri. Dengan demikian, partisipasi aktif dan kreatif dalam proses pembangunan hanya mungkin bila terjadi karena proses pendewasaan.
Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow  seorang ahli sejarah melihat “pembangunan” sebagai proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju (Todaro 1994 : 64) proses pembangunan di bagi dalam 5 tahap, yaitu : 1. Tahapan Tradisional;  2. Tahapan transisional;  3. Tahapan Lepas Landas; 4. Tahapan Awal menuju Kematangan Ekonomi; 5. Tahapan Produksi dan konsumsi Massal.
Namun,secara tegas di kemukakan servaes dalam keatas(2004) bahwa pembangunan tidak hanya suatu proses saja tetapi proses yang menghasilkan suatu perubahan ,dengan cara meningkatkan semua aspek hidup masyarakat,sehingga pembangunan harus di pandang sebagai suatu proses multi-dimensional,dimana terjadi perubahan utama dalam struktur ,sikap dan suatu kondisi kehidupan nasional dari hidup yang tidak memuaskan ke memuaskan .

B.     Analisis pertumbuhan desa Barangka ditinjau dari 5 tahap utama pertumbuhan

1.      Masyarakat tradisonal. Ciri khas masyarakat ini ialah keterikatan pada lingkungan dan sistem kemasyarakatan bersifat Feodal
Pada tahap masyarakat tradisional ini, masyarakat Desa Barangka masih mempunyai keterikatan terhadap lingkungan artinya kelangsungan hidupnya masih tergantung pada hasil kebun. Dalam bertani pun masih melakukan sistim bercocok tanam dengan berpindah-pindah dari lahan yang satu ke lahan yang lain, bahkan cara mengelolah lahan pun masih menggunakan alat-alat tradidional seperti parang dan tembilang. Pada masa ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang digunakan untuk bercocok tanam.
Tahap tradisional ini, dan  cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun. Tingkat produktivitas masyarakat Barangka  masih rendah, artinya produksi yang dihasilkan dari bercocok tanam tersebut masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan pertanian.. Dari hasil bertani mereka belum mengenal uang, mereka hanya mengenal sistim barteran (tukar menukar dalam bentuk barang dengan barang). Pada tahap ini pula, masyarakat desa Barangka dalam bermasyarakat masih memandang kasta atau suku, dan masih mempunyai kepercayaan terhadap hal-hal tahayul (banyak pamali) yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. , kehidupan politiknya  pun masih berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut.


2.      Tahap transisional. Dalam masyarakat peralihan ini lahir kelas menengah yang menguasai bisnis-perdagangan. Disamping itu muncul aktivitas sosial baru dibidang transportasi dan modernisasi pertanian.
Pada tahap ini, masyarakat Desa Barangka sudah menuju masa  peralihan dari masa tradisional ke masa transisi (perubahan). Suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Dimana masyarakat sudah mempunyai pengetahuan, tentang bercocok tanam yang baik dan menetap ke satu lahan untuk dijadikan kebun, serta sudah mempunyai pengetahuan cara berdagang – berbisnis bahkan muncul kelas-kelas menengah yang menguasai bisnis-perdagangan, sehingga hasil pertanian dapat dijual. pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Dengan seiringnya waktu masyarakat desa Barangka sudah melakukan aktivitas baru dibidang transportasi dimana sudah mengenal sepeda. Dalam bercocok tanam pun sudah menggunakan alat modern  untuk membersihkan lahan pertanian seperti alat pemotong kayu. di mana  masyarakat Barangka tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.

3.      Tahap tinggal landas.
Ditandai oleh peningkatan investasi dan pendapatan nyata masyarakat. Pada tahap ini terjadi perubahan mendasar di bidang indiustri ( meluasnya peranan sektor industri tunggal.
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam  inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru.  Masyarakat sudah berani mendobrak  penghalang-penghalang bagi pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Penghalang-penghalang disini adalah kebijakan (tidak memberikan izin usaha pada masyarakat)  yang mau mendidirikan usaha. Dengan mendobrak penghalang-penghalang tersebut  masyarakat dapat membuka usaha sehingga mampu berinvestasi. Dengan mendapatkan izin usaha tersebut masyarakat sudah dapat menghasilkan barang atau jasa dimana ditandai dengan  peningkatan investasi dan pendapatan nyata masyarakat. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.

4.      Tahap pemantapan (pendewasaan). Tahap ini digunakan teknologi tinggi. Sektor industri mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Tumbuhnya managemen professional.
Pada tahap ini, masyarakat Barangka dalam mengolah barang dan jasa sudah menggunakan teknologi tinggi, artinya masyarakat  sudah  mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya ilmu pengetahuan serta keahlian dalam suatu bidang tertentu untuk menunjang keberhasilan sektor industri. Di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada hampir semua kegiatan produksi, ditandai dalam sector pertanian mengolah barang atau jasa sudah menggunakan alat teknologi tinggi.
Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah. Oleh karena itu, dibutukan manajemen yang perofesional dalam mengatur cara perekrutan atau proses penerimaan tenaga kerja yang akan diterima nantinya sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja yang dipilih akan ditempatkan pada bagian yang memang sesuai dengan kemampuan atau keahlian. 
5.      Tahap komsumsi masa tinggi .
Ditandai oleh kemanpuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri.
Di tahap ini, masyarakat Barangka sudah mempunyai kemampuan untuk berkembang secara mandiri. Dimana masyarakat Barangka sudah mengolah sendiri baik hasil kebun maupun hasil hutan mereka, ini ditandai sudah banyaknya masyarakat yang mempunyai usaha dalam penjualan hasil kebun maupun hasil hutan mereka dimana dulunya untuk menjual hasil kebun ataupun hasil hutan masih tergantung pada investor lain. Namun sekarang masyarakat Barangka sudah melakukan sendiri dalam menjual hasil kebun dan hutan. Sehingga pendapatan riil per kapita masyarakat meningkat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.  Yang menyebabkan pendapatan nasional yang tinggi sehingga dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi masyarakat..

C.    KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masyrakat desa Barangka mengalami pertumbuhan dari tahun ketahun. Dimana awalnya masyarakat masih mempunyai keterikatan terhadap lingkungan artinya kelangsungan hidupnya masih tergantung pada hasil kebun. Dalam bertani pun masih melakukan sistim bercocok tanam dengan berpindah-pindah dari lahan yang satu ke lahan yang lain. Pada masa ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang digunakan untuk bercocok tanam.
Cara hidup masyarakat pun masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang telah turun temurun. Bahkan tingkat produktivitas masyarakat Barangka  masih rendah, artinya produksi yang dihasilkan dari bercocok tanam tersebut masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan pertanian. Masyarakat desa Barangka dalam bermasyarakat masih memandang kasta atau suku, kehidupan politiknya  pun masih berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut.
Tahap ini, masyarakat Desa Barangka sudah menuju masa  peralihan dari masa tradisional ke masa transisi (perubahan). Pada masa ini masyarakat telah mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Dimana masyarakat sudah mempunyai pengetahuan, tentang bercocok tanam yang baik dan menetap ke satu lahan untuk dijadikan kebun, serta sudah mempunyai pengetahuan cara berdagang – berbisnis bahkan muncul kelas-kelas menengah yang menguasai bisnis-perdagangan, sehingga pertumbuhan ekonomi terjadi secara otomatis. Dengan seiringnya waktu masyarakat desa Barangka sudah melakukan aktivitas baru dibidang transportasi dimana sudah mengenal sepeda. Dalam bercocok tanam pun sudah menggunakan alat modern. Di mana  masyarakat Barangka tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.
Awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam  masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam  inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru.  Masyarakat sudah berani mendobrak  penghalang-penghalang bagi pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Penghalang-penghalang disini adalah kebijakan (tidak memberikan izin usaha pada masyarakat)  yang mau mendidirikan usaha. Dengan mendobrak penghalang-penghalang tersebut  masyarakat dapat membuka usaha sehingga mampu berinvestasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.
Pada tahap ini, masyarakat Barangka telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya ilmu pengetahuan serta keahlian dalam suatu bidang tertentu untuk menunjang keberhasilan sektor industry, dalam  hal ini mengolah barang dan jasa sudah menggunakan teknologi tinggi, sehingga  hampir semua kegiatan produksi, ditandai dalam sektor pertanian mengolah barang atau jasa sudah menggunakan alat teknologi tinggi. Oleh karena itu, dibutukan manajemen yang perofesional dalam mengatur cara perekrutan atau proses penerimaan tenaga kerja yang akan diterima nantinya sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja yang dipilih akan ditempatkan pada bagian yang memang sesuai dengan kemampuan atau keahlian.
Pada tahap terakhir ini, masyarakat Barangka sudah mempunyai kemampuan untuk berkembang secara mandiri. Dimana masyarakat Barangka sudah mengolah sendiri baik hasil kebun maupun hasil hutan mereka. Dan sekarang masyarakat Barangka sudah melakukan sendiri dalam menjual hasil kebun dan hutan. Sehingga pendapatan riil per kapita masyarakat meningkat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.  Yang menyebabkan pendapatan nasional yang tinggi sehingga dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi masyarakat.