Rabu, 25 Desember 2013

PROGRAM KELUARGA BERENCANA


A.    Pengertian KB

KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan membatasi kelahiran." Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Penduduk yang sangat berpengaruh terhadap program keluarga berencana yang dapat mensejahterakan laju pertumbuhan penduduk dan memberikan kesehatan bagi para ibu di indonesia.   Pemerintah menciptakan penduduk yang sehat, mengurangi kemiskinan, dan mengurangi penduduk.

B.     Tujuan KB
Tujuan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :
Tujuan Umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.

Tujuan Khusus
1.         Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2.         Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3.         Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

C.     Sasaran KB
Sasaran utama dalam program KB ini ialah pasangan usia subur.  karena banyak pilihan alat kontrasepsi yang sudah di sediakan seperti IUD, pil, suntik, serta kondom. Wanita di indonesia yang sudah menikah dapat memilih alat kontrasepsi yang diinginkan oleh para wanita untuk menghambat kelahiran tersebut. Sebagai contoh bagi  wanita yang sudah memiliki anak ingin menghambat kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi tersebut untuk jangka waktu yang baik bagi kelahiran selanjutnya.

D.    Metode Pelaksanaan Program Keluarga Berencana
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan operasi.
Metode kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama, kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi, kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah kehamilan 100%.

Metode kontrasepsi terdiri dari :
1.       Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron Implant progestin Kontrasepsi Patch
2.         Kontrasepsi barrier (penghalang)
    • Kondom (pria dan wanita)
3.         IUD (spiral)
4.         Perencanaan keluarga alami
5.         Penarikan penis sebelum terjadinya ejakulasi
6.         Metode amenorea menyusui
9.         Sterilisasi
    • Ligasi tuba
Ligasi tuba adalah pemotongan dan pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim). Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total. Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan,bisa juga dilakukan kauterisasi (pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba.Untuk menyumbat tuba bisa digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba,kesuburan akan lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan.Teknik sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi (pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).

E.     Manfaat Keluarga Berencana
1. Memungkinkan wanita untuk mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi perempuan dan bayi mereka.
2.  Wanita yang hamil segera setelah melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
3.  Wanita lebih dapat berpartisipasi dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
4.  Memberikan manfaat kesehatan non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi risiko penyakit radang panggul.
5.  Mencegah efek kesehatan jiwa dari kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.
6.  Kemampuan untuk mengontrol kesuburan juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.
Tidak ada paksaan dan tidak ada yang boleh memaksa Ibu untuk mengikuti program Keluarga Berencana ataupun tidak. Namun pekerja kesehatan akan menyarankan Ibu untuk mengikuti program ini jika terjadi sesuatu yang dapat membahayakan diri Ibu. Dibutuhkan kesadaran dalam diri sendiri, mengenai pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana, baik untuk kebaikan diri sendiri, anak, juga kesejahteraan keluarga. Tidak ada yang boleh memaksa Ibu mengikuti program Keluarga Berencana, dan tidak ada paksaan untuk Ibu mengenakan alat KB tertentu. Namun jika alat KB yang Ibu pilih dapat membahayakan diri sendiri, maka konsultasikan terlebih dahulu hal tersebut pada dokter kandungan.

F.      Hambatan dalam Pelaksanaan Program KB
Masyarakat masih kurang begitu meyakini manfaat program KB ini, banyak yang masih memandang KB dalam sudut yang sempit, baik di kalangan masyarakat maupun para tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Demikian pula pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan IUD yang masih dianggap tabu karena harus membuka aurat.
Selain itu, masih ada persepsi bahwa kematian ibu melahirkan adalah mati sahid dan banyak anak akan membawa rezeki. Kendala lainnya, masih adanya anggapan atau pengetahuan dari para tokoh agama bahwa KB hanya untuk membatasi jumlah anak atau kelahiran saja, dan belum memahami manfaat KB dalam kesehatan.
Tantangan berikutnya berasal dari sektor kesehatan, di sektor ini pemerintah harus menambah dokter-dokter dan bidan-bidan untuk ditempatkan di areal pedesaan, presentasi dan pendidikan pun tak luput dari tantangan pemerintah selanjutnya. Karena dengan pembekalan terhadap masyarakat akan membuat masyarakat bisa lebih yakin untuk melaksanakan program KB.

Tidak ada komentar: