A. Pengertian
KB
KB adalah
singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997), maksud daripada ini adalah:
"Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan
membatasi kelahiran." Keluarga berencana adalah usaha untuk
mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan. Untuk dapat mencapai hal
tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun
menunda kehamilan. Penduduk yang sangat berpengaruh terhadap program
keluarga berencana yang dapat mensejahterakan laju pertumbuhan penduduk dan
memberikan kesehatan bagi para ibu di indonesia. Pemerintah menciptakan penduduk yang sehat,
mengurangi kemiskinan, dan mengurangi penduduk.
B. Tujuan
KB
Tujuan
Keluarga Berencana Nasional di Indonesia adalah :
Tujuan Umum
Meningkatkan
kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Normal Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera
dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan
penduduk.
Tujuan
Khusus
1.
Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat
kontrasepsi.
2.
Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3.
Meningkatnya kesehatan Keluarga Berencana dengan cara penjarangan
kelahiran.
C. Sasaran
KB
Sasaran utama dalam program KB ini ialah pasangan usia
subur. karena banyak pilihan alat
kontrasepsi yang sudah di sediakan seperti IUD, pil, suntik, serta kondom.
Wanita di indonesia yang sudah menikah dapat memilih alat kontrasepsi yang
diinginkan oleh para wanita untuk menghambat kelahiran tersebut. Sebagai contoh
bagi wanita yang sudah memiliki anak
ingin menghambat kelahiran dengan menggunakan alat kontrasepsi tersebut untuk jangka
waktu yang baik bagi kelahiran selanjutnya.
D. Metode Pelaksanaan Program Keluarga Berencana
Keluarga
berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang diinginkan.
Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah beberapa cara atau alternatif
untuk mencegah ataupun menunda kehamilan. Cara-cara tersebut termasuk
kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan perencanaan keluarga.
Metode
kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma laki-laki mencapai dan
membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang sudah dibuahi
untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim. Kontrasepsi dapat
reversible (kembali) atau permanen (tetap). Kontrasepsi yang reversible adalah
metode kontrasepsi yang dapat dihentikan setiap saat tanpa efek lama di dalam
mengembalikan kesuburan atau kemampuan untuk punya anak lagi. Metode
kontrasepsi permanen atau yang kita sebut sterilisasi adalah metode kontrasepsi
yang tidak dapat mengembalikan kesuburan dikarenakan melibatkan tindakan
operasi.
Metode
kontrasepsi juga dapat digolongkan berdasarkan cara kerjanya yaitu metode
barrier (penghalang), sebagai contoh, kondom yang menghalangi sperma; metode
mekanik seperti IUD; atau metode hormonal seperti pil. Metode kontrasepsi alami
tidak memakai alat-alat bantu maupun hormonal namun berdasarkan fisiologis
seorang wanita dengan tujuan untuk mencegah fertilisasi (pembuahan).
Faktor yang
mempengaruhi pemilihan kontrasepsi adalah efektivitas, keamanan, frekuensi
pemakaian dan efek samping, serta kemauan dan kemampuan untuk melakukan
kontrasepsi secara teratur dan benar. Selain hal tersebut, pertimbangan
kontrasepsi juga didasarkan atas biaya serta peran dari agama dan kultur budaya
mengenai kontrasepsi tersebut. Faktor lainnya adalah frekuensi bersenggama,
kemudahan untuk kembali hamil lagi, efek samping ke laktasi, dan efek dari
kontrasepsi tersebut di masa depan. Sayangnya, tidak ada metode kontrasepsi,
kecuali abstinensia (tidak berhubungan seksual), yang efektif mencegah
kehamilan 100%.
Metode
kontrasepsi terdiri dari :
1. Kontrasepsi hormonal
Kontrasepsi oral kombinasi Kontrasepsi oral progestin
Kontrasepsi suntikan progestin Kontrasepsi suntikan estrogen-progesteron
Implant progestin Kontrasepsi Patch
2.
Kontrasepsi barrier (penghalang)
- Kondom (pria dan wanita)
3.
IUD (spiral)
4.
Perencanaan keluarga alami
5.
Penarikan penis sebelum
terjadinya ejakulasi
6.
Metode amenorea menyusui
9.
Sterilisasi
- Ligasi tuba
Ligasi tuba adalah pemotongan dan
pengikatan atau penyumbatan tuba falopii (saluran telur dari ovarium ke rahim).
Pada ligasi tuba dibuat sayatan pada perut dan dilakukan pembiusan total.
Ligasi tuba bisa dilakukan segera setelah melahirkan atau dijadwalkan di
kemudian hari. Sterilisasi pada wanita seringkali dilakukan melalui
laparoskopi. Selain pemotongan dan pengikatan,bisa juga dilakukan kauterisasi
(pemakaian arus listrik) untuk menutup saluran tuba.Untuk menyumbat tuba bisa
digunakan pita plastik dan klip berpegas. Pada penyumbatan tuba,kesuburan akan
lebih mudah kembali karena lebih sedikit terjadi kerusakan jaringan.Teknik
sterilisasi lainnya yang kadang digunakan pada wanita adalah histerektomi
(pengangkatan rahim) dan ooforektomi (pengangkatan ovarium/indung telur).
E. Manfaat Keluarga Berencana
1. Memungkinkan wanita untuk
mengontrol kesuburan mereka sehingga dapat memutuskan bila dan kapan mereka ingin
hamil dan memiliki anak. Wanita dapat mengambil jeda kehamilan selama
sedikitnya dua tahun setelah melahirkan, yang memberikan banyak manfaat bagi
perempuan dan bayi mereka.
2. Wanita yang hamil segera setelah
melahirkan berisiko memiliki kehamilan yang buruk. Mereka lebih mungkin
menderita kondisi medis yang serius atau meninggal selama kehamilan. Bayi
mereka juga lebih cenderung memiliki masalah kesehatan (misalnya lahir dengan
berat badan rendah). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan bahwa
secara global, 100.000 kematian ibu dapat dicegah setiap tahun, jika semua
wanita yang tidak ingin anak lagi mampu menghindari kehamilan. Kematian ini
terjadi sebagian besar di negara berkembang di mana cakupan kontrasepsi rendah.
3. Wanita lebih dapat berpartisipasi
dalam kehidupan sosial, mencari pekerjaan dan meraih pendidikan ketika mereka
menggunakan alat kontrasepsi dan tidak berisiko hamil. Karena kegiatan ini
umumnya meningkatkan status perempuan dalam masyarakat, kontrasepsi secara
tidak langsung mempromosikan hak-hak dan status perempuan.
4. Memberikan manfaat kesehatan
non-reproduksi. Metode kontrasepsi hormonal gabungan (yaitu estrogen dan
progesteron) dapat menurunkan risiko kanker ovarium dan endometrium. Injeksi
progesteron juga melindungi terhadap kanker ini dan juga terhadap fibroid
rahim. Kontrasepsi implan dan sterilisasi wanita telah terbukti mengurangi
risiko penyakit radang panggul.
5. Mencegah efek kesehatan jiwa dari
kehamilan yang tidak diinginkan dan mengurangi aborsi.
6. Kemampuan untuk mengontrol kesuburan
juga memungkinkan wanita untuk lebih mengontrol aspek lain dari kehidupan
mereka, misalnya memutuskan kapan dan mengapa mereka menikah. Sejak kontrasepsi
tersedia secara luas pada 1970-an, pola perkawinan telah berubah. Wanita
sekarang menikah dan memiliki anak di usia yang lebih matang dan rata-rata
memiliki anak lebih sedikit. Perubahan demografis cenderung telah mengurangi
beban emosional dan ekonomi untuk membesarkan anak, karena keluarga sekarang
biasanya memiliki lebih banyak waktu untuk mengumpulkan sumber daya keuangan
sebelum kelahiran anak. Ukuran keluarga yang lebih kecil juga berarti bahwa
orang tua memiliki lebih banyak waktu dan sumber daya yang diberikan per anak.
Tidak ada paksaan dan tidak ada yang
boleh memaksa Ibu untuk mengikuti program Keluarga Berencana ataupun tidak.
Namun pekerja kesehatan akan menyarankan Ibu untuk mengikuti program ini jika
terjadi sesuatu yang dapat membahayakan diri Ibu. Dibutuhkan kesadaran dalam
diri sendiri, mengenai pentingnya mengikuti program Keluarga Berencana, baik
untuk kebaikan diri sendiri, anak, juga kesejahteraan keluarga. Tidak ada yang boleh memaksa Ibu
mengikuti program Keluarga Berencana, dan tidak ada paksaan untuk Ibu
mengenakan alat KB tertentu. Namun jika alat KB yang Ibu pilih dapat
membahayakan diri sendiri, maka konsultasikan terlebih dahulu hal tersebut pada
dokter kandungan.
F.
Hambatan dalam
Pelaksanaan Program KB
Masyarakat masih kurang begitu meyakini manfaat
program KB ini, banyak yang masih memandang KB dalam sudut yang sempit, baik di
kalangan masyarakat maupun para tokoh agama, dan tokoh masyarakat.
Demikian pula pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan IUD yang masih dianggap tabu karena harus membuka aurat.
Demikian pula pelayanan kesehatan reproduksi yang berkaitan dengan pemeriksaan kehamilan dan pelayanan IUD yang masih dianggap tabu karena harus membuka aurat.
Selain itu, masih ada persepsi bahwa kematian ibu
melahirkan adalah mati sahid dan banyak anak akan membawa rezeki. Kendala
lainnya, masih adanya anggapan atau pengetahuan dari para tokoh agama bahwa KB
hanya untuk membatasi jumlah anak atau kelahiran saja, dan belum memahami
manfaat KB dalam kesehatan.
Tantangan
berikutnya berasal dari sektor kesehatan, di sektor ini pemerintah harus
menambah dokter-dokter dan bidan-bidan untuk ditempatkan di areal pedesaan,
presentasi dan pendidikan pun tak luput dari tantangan pemerintah selanjutnya.
Karena dengan pembekalan terhadap masyarakat akan membuat masyarakat bisa lebih
yakin untuk melaksanakan program KB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar