Senin, 23 Desember 2013

5 TAHAP PEMBANGUNAN

A.    Latar Belakang

Pembangunan mempunyai pengertian dinamis, maka tidak boleh dilihat dari konsep yang statis. Pembangunan juga mengandung orientasi dan kegiatan yang tanpa akhir. Proses pembangunan merupakan suatu perubahan sosial budaya. Pembangunan menunjukkan terjadinya suatu proses maju berdasarkan kekuatan sendiri, tergantung kepada manusia dan struktur sosialnya. Pembangunan tidak bersifat top-down, tetapi tergantung dengan “innerwill”, proses emansipasi diri. Dengan demikian, partisipasi aktif dan kreatif dalam proses pembangunan hanya mungkin bila terjadi karena proses pendewasaan.
Pembangunan, dalam arti proses, diartikan sebagai modernisasi yakni pergerakan dari masyarakat pertanian berbudaya tradisional ke arah ekonomi yang berfokus pada rasional, industri, dan jasa. Untuk menekankan sifat alami ‘pembangunan’ sebagai sebuah proses, Rostow  seorang ahli sejarah melihat “pembangunan” sebagai proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat terbelakang ke masyarakat maju (Todaro 1994 : 64) proses pembangunan di bagi dalam 5 tahap, yaitu : 1. Tahapan Tradisional;  2. Tahapan transisional;  3. Tahapan Lepas Landas; 4. Tahapan Awal menuju Kematangan Ekonomi; 5. Tahapan Produksi dan konsumsi Massal.
Namun,secara tegas di kemukakan servaes dalam keatas(2004) bahwa pembangunan tidak hanya suatu proses saja tetapi proses yang menghasilkan suatu perubahan ,dengan cara meningkatkan semua aspek hidup masyarakat,sehingga pembangunan harus di pandang sebagai suatu proses multi-dimensional,dimana terjadi perubahan utama dalam struktur ,sikap dan suatu kondisi kehidupan nasional dari hidup yang tidak memuaskan ke memuaskan .

B.     Analisis pertumbuhan desa Barangka ditinjau dari 5 tahap utama pertumbuhan

1.      Masyarakat tradisonal. Ciri khas masyarakat ini ialah keterikatan pada lingkungan dan sistem kemasyarakatan bersifat Feodal
Pada tahap masyarakat tradisional ini, masyarakat Desa Barangka masih mempunyai keterikatan terhadap lingkungan artinya kelangsungan hidupnya masih tergantung pada hasil kebun. Dalam bertani pun masih melakukan sistim bercocok tanam dengan berpindah-pindah dari lahan yang satu ke lahan yang lain, bahkan cara mengelolah lahan pun masih menggunakan alat-alat tradidional seperti parang dan tembilang. Pada masa ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang digunakan untuk bercocok tanam.
Tahap tradisional ini, dan  cara hidup masyarakat yang masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, tetapi kebiasaan tersebut telah turun temurun. Tingkat produktivitas masyarakat Barangka  masih rendah, artinya produksi yang dihasilkan dari bercocok tanam tersebut masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan pertanian.. Dari hasil bertani mereka belum mengenal uang, mereka hanya mengenal sistim barteran (tukar menukar dalam bentuk barang dengan barang). Pada tahap ini pula, masyarakat desa Barangka dalam bermasyarakat masih memandang kasta atau suku, dan masih mempunyai kepercayaan terhadap hal-hal tahayul (banyak pamali) yang ditinggalkan oleh nenek moyangnya. , kehidupan politiknya  pun masih berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut.


2.      Tahap transisional. Dalam masyarakat peralihan ini lahir kelas menengah yang menguasai bisnis-perdagangan. Disamping itu muncul aktivitas sosial baru dibidang transportasi dan modernisasi pertanian.
Pada tahap ini, masyarakat Desa Barangka sudah menuju masa  peralihan dari masa tradisional ke masa transisi (perubahan). Suatu masa transisi di mana masyarakat mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Dimana masyarakat sudah mempunyai pengetahuan, tentang bercocok tanam yang baik dan menetap ke satu lahan untuk dijadikan kebun, serta sudah mempunyai pengetahuan cara berdagang – berbisnis bahkan muncul kelas-kelas menengah yang menguasai bisnis-perdagangan, sehingga hasil pertanian dapat dijual. pada tahap ini dan sesudahnya pertumbuhan ekonomi akan terjadi secara otomatis. Dengan seiringnya waktu masyarakat desa Barangka sudah melakukan aktivitas baru dibidang transportasi dimana sudah mengenal sepeda. Dalam bercocok tanam pun sudah menggunakan alat modern  untuk membersihkan lahan pertanian seperti alat pemotong kayu. di mana  masyarakat Barangka tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.

3.      Tahap tinggal landas.
Ditandai oleh peningkatan investasi dan pendapatan nyata masyarakat. Pada tahap ini terjadi perubahan mendasar di bidang indiustri ( meluasnya peranan sektor industri tunggal.
Pada awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam  inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru.  Masyarakat sudah berani mendobrak  penghalang-penghalang bagi pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Penghalang-penghalang disini adalah kebijakan (tidak memberikan izin usaha pada masyarakat)  yang mau mendidirikan usaha. Dengan mendobrak penghalang-penghalang tersebut  masyarakat dapat membuka usaha sehingga mampu berinvestasi. Dengan mendapatkan izin usaha tersebut masyarakat sudah dapat menghasilkan barang atau jasa dimana ditandai dengan  peningkatan investasi dan pendapatan nyata masyarakat. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.

4.      Tahap pemantapan (pendewasaan). Tahap ini digunakan teknologi tinggi. Sektor industri mempengaruhi sektor-sektor lainnya. Tumbuhnya managemen professional.
Pada tahap ini, masyarakat Barangka dalam mengolah barang dan jasa sudah menggunakan teknologi tinggi, artinya masyarakat  sudah  mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya ilmu pengetahuan serta keahlian dalam suatu bidang tertentu untuk menunjang keberhasilan sektor industri. Di mana masyarakat sudah secara efektif menggunakan teknologi moderen pada hampir semua kegiatan produksi, ditandai dalam sector pertanian mengolah barang atau jasa sudah menggunakan alat teknologi tinggi.
Pada tahap ini sektor-sektor pemimpin baru akan muncul menggantikan sektor-sektor pemimpin lama yang akan mengalami kemunduran. Sektor-sektor pemimpin baru ini coraknya ditentukan oleh perkem¬bangan teknologi, kekayaan alam, sifat-sifat dari tahap lepas landas yang terjadi, dan juga oleh kebijaksanaan pemerintah. Oleh karena itu, dibutukan manajemen yang perofesional dalam mengatur cara perekrutan atau proses penerimaan tenaga kerja yang akan diterima nantinya sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja yang dipilih akan ditempatkan pada bagian yang memang sesuai dengan kemampuan atau keahlian. 
5.      Tahap komsumsi masa tinggi .
Ditandai oleh kemanpuan masyarakat untuk berkembang secara mandiri.
Di tahap ini, masyarakat Barangka sudah mempunyai kemampuan untuk berkembang secara mandiri. Dimana masyarakat Barangka sudah mengolah sendiri baik hasil kebun maupun hasil hutan mereka, ini ditandai sudah banyaknya masyarakat yang mempunyai usaha dalam penjualan hasil kebun maupun hasil hutan mereka dimana dulunya untuk menjual hasil kebun ataupun hasil hutan masih tergantung pada investor lain. Namun sekarang masyarakat Barangka sudah melakukan sendiri dalam menjual hasil kebun dan hutan. Sehingga pendapatan riil per kapita masyarakat meningkat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.  Yang menyebabkan pendapatan nasional yang tinggi sehingga dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi masyarakat..

C.    KESIMPULAN

Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa masyrakat desa Barangka mengalami pertumbuhan dari tahun ketahun. Dimana awalnya masyarakat masih mempunyai keterikatan terhadap lingkungan artinya kelangsungan hidupnya masih tergantung pada hasil kebun. Dalam bertani pun masih melakukan sistim bercocok tanam dengan berpindah-pindah dari lahan yang satu ke lahan yang lain. Pada masa ini belum ada ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang digunakan untuk bercocok tanam.
Cara hidup masyarakat pun masih sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai yang kurang rasional, yaitu kebiasaan-kebiasaan yang telah turun temurun. Bahkan tingkat produktivitas masyarakat Barangka  masih rendah, artinya produksi yang dihasilkan dari bercocok tanam tersebut masih dalam tahap pemenuhan kebutuhan hidup mereka. Oleh karena itu sebagian besar sumberdaya masyarakat digunakan untuk kegiatan pertanian. Masyarakat desa Barangka dalam bermasyarakat masih memandang kasta atau suku, kehidupan politiknya  pun masih berada di tangan para tuan tanah yang ada di daerah tersebut.
Tahap ini, masyarakat Desa Barangka sudah menuju masa  peralihan dari masa tradisional ke masa transisi (perubahan). Pada masa ini masyarakat telah mempersiapkan dirinya untuk mencapai pertumbuhan atas kekuatan sendiri. Dimana masyarakat sudah mempunyai pengetahuan, tentang bercocok tanam yang baik dan menetap ke satu lahan untuk dijadikan kebun, serta sudah mempunyai pengetahuan cara berdagang – berbisnis bahkan muncul kelas-kelas menengah yang menguasai bisnis-perdagangan, sehingga pertumbuhan ekonomi terjadi secara otomatis. Dengan seiringnya waktu masyarakat desa Barangka sudah melakukan aktivitas baru dibidang transportasi dimana sudah mengenal sepeda. Dalam bercocok tanam pun sudah menggunakan alat modern. Di mana  masyarakat Barangka tersebut mencapai tahap tinggal landas tanpa harus merombak sistem masyarakat yang tradisional.
Awal tahap ini terjadi perubahan yang drastis dalam  masyarakat seperti revolusi politik, terciptanya kemajuan yang pesat dalam  inovasi, atau berupa terbukanya pasar-pasar baru.  Masyarakat sudah berani mendobrak  penghalang-penghalang bagi pertumbuhan perekonomian yang berkelanjutan. Penghalang-penghalang disini adalah kebijakan (tidak memberikan izin usaha pada masyarakat)  yang mau mendidirikan usaha. Dengan mendobrak penghalang-penghalang tersebut  masyarakat dapat membuka usaha sehingga mampu berinvestasi. Investasi yang semakin tinggi ini akan mempercepat laju pertumbuhan pendapatan nasional dan melebihi tingkat pertumbuhan penduduk. Dengan demikian tingkat pendapatan per kapita semakin besar.
Pada tahap ini, masyarakat Barangka telah mempunyai pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya ilmu pengetahuan serta keahlian dalam suatu bidang tertentu untuk menunjang keberhasilan sektor industry, dalam  hal ini mengolah barang dan jasa sudah menggunakan teknologi tinggi, sehingga  hampir semua kegiatan produksi, ditandai dalam sektor pertanian mengolah barang atau jasa sudah menggunakan alat teknologi tinggi. Oleh karena itu, dibutukan manajemen yang perofesional dalam mengatur cara perekrutan atau proses penerimaan tenaga kerja yang akan diterima nantinya sebagai tenaga kerja. Tenaga kerja yang dipilih akan ditempatkan pada bagian yang memang sesuai dengan kemampuan atau keahlian.
Pada tahap terakhir ini, masyarakat Barangka sudah mempunyai kemampuan untuk berkembang secara mandiri. Dimana masyarakat Barangka sudah mengolah sendiri baik hasil kebun maupun hasil hutan mereka. Dan sekarang masyarakat Barangka sudah melakukan sendiri dalam menjual hasil kebun dan hutan. Sehingga pendapatan riil per kapita masyarakat meningkat mencapai tingkat konsumsi yang melampaui kebutuhan bahan pangan dasar, sandang, dan pangan.  Yang menyebabkan pendapatan nasional yang tinggi sehingga dapat memenuhi tingkat konsumsi tinggi masyarakat.












Tidak ada komentar: